Di pasar swap, peluang kenaikan lagi bunga the Fed pada Desember tergerus hingga tinggal 22,4%, dari sebelumnya mencapai 30%. Meski pasar sepertinya akan masih menanti konfirmasi puncak bunga the Fed itu dari data pengangguran dan tenaga kerja bulan Oktober dan November yang akan dirilis pada pekan-pekan mendatang.
Indeks dolar AS terpantau melemah pagi ini memberi peluang bagi valuta yang menjadi lawannya untuk menguat hari ini, termasuk rupiah.
Di pasar nondeliverable forward, harga dolar AS pagi ini diperdagangkan melemah di kisaran Rp15.907-Rp15.909/US$. Pergerakan rupiah di pasar spot biasanya mengikuti pergerakan di pasar derivatif.
Secara teknikal, rupiah memang masih memiliki potensi melanjutkan tren pelemahan setelah kemarin menjebol level support kuat dan ditutup melemah 0,3% ke Rp15.935/US$ di pasar spot. Bila sentimen the Fed kali ini tidak bisa memberi energi bagi rupiah, mata uang Indonesia bisa lanjut koreksi ke Rp15.945-Rp15.970/US$.
Namun, sinyal dovish yang cukup terang dari the Fed sepertinya akan memberi alasan kuat bagi rupiah dan mata uang Asia untuk berbalik menguat hari ini dengan peluang bergerak ke area Rp15.890-Rp15.855/US$.
-- dengan bantuan M. Julian Fadli.
(rui)