Namun, ruang kenaikan Federal Funds Rate lebih lanjut masih terbuka. Dalam keterangan tertulisnya, Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Market Open Committee/FOMC) menyebut “merumuskan kebijakan yang lebih kuat mungkin akan dibutuhkan”.
Apalagi, pasar sudah memiliki ekspektasi bahwa suku bunga akan bertahan di level tinggi dalam waktu lama (higher for longer). Ini menjadi sentimen negatif bagi emas, sebagai aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset).
Analisis Teknikal?
Bagaimana proyeksi harga emas ke depan? Apakah masih tertekan atau bisa bangkit?
Secara teknikal dengan perspektif harian (daily time frame), emas masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 64,47.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Namun, perlu dicatat bahwa akhir-akhir ini harga emas sudah naik tinggi. Sepanjang November, harga komoditas ini melonjak lebih dari 7%.
Oleh karena itu, kemungkinan koreksi harga emas masih terbuka. Target koreksi terdekat ada di US$ 1.983/ons. Jika tertembus, maka ada peluang turun lagi ke US$ 1.964/ons.
Target paling pesimistis ada di US$ 1.951/ons.
Sedangkan target kenaikan terdekat ada di US$ 1.992/ons. Penembusan di titik ini akan membawa harga emas naik menuju US$ 1.998.
(aji)