Logo Bloomberg Technoz

Sentimen Permintaan China, Harga Referensi CPO Naik Jadi US$749/T

Wike Dita Herlinda
01 November 2023 21:00

Pepohonan tumbuh di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Senin (13/6/2022). (Dimas Ardian/Bloomberg)
Pepohonan tumbuh di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Senin (13/6/2022). (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Pemerintah menaikkan harga referensi minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) periode 1—15 November 2023, seiring dengan naiknya permintaan dari China dan pelemahan ringgit Malaysia terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Budi Santoso mengatakan harga referensi CPO untuk penetapan bea keluar dan pungutan ekspor ditetapkan senilai US$748,93/ton, naik 1,11% dari harga referensi periode 16—31 Oktober yang dibanderol US$740,67/ton.

Ketetapan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Perdagangan No. 1831/2023 tentang Harga Referensi Crude Palm Oil yang Dikenakan Bea Keluar dan Tarif Layanan Umum  Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Periode 1—15 November 2023.

“Saat ini, harga referensi CPO menjauhi ambang batas US$680/tohn. Untuk itu, merujuk pada PMK [peraturan menteri keuangan] yang berlaku saat ini, pemerintah mengenakan bea keluar CPO sebesar US$18/ton dan pungutan ekspor CPO US$75/ton untuk periode 1—15 November 2023,” kata Budi melalui siaran pers, Rabu (1/11/2023).

Adapun, minyak goreng dalam kemasan bermerek dan dikemas dengan berat netto ≤ 25 kg dikenakan bea keluar US$0/ton dengan penetapan merek sebagaimana tercantum dalam Kepmendag No. 1832/2023 tentang Daftar Merek Refined, Bleached, and Deodorized (RBD) Palm Olein dalam Kemasan Bermerek dan Dikemas dengan Berat Netto ≤ 25 Kg.