"Mereka memiliki minat besar dalam mempelajari riasan wajah artis K-Pop, seperti lipstik dan eyeshadow."
Keputusan untuk membuka toko yang ramah bagi wisatawan datang setelah perusahaan menemukan bahwa lebih dari 80 persen dari 3.000 pengunjung harian adalah wisatawan asing, kata Yoo.
Menurut CJ, dibandingkan dengan turis China yang biasanya membeli kosmetik secara besar-besaran di toko bebas bea cukai atau pusat perbelanjaan. Pelanggan-pelanggan ini mencari merek kosmetik Korea yang lebih terjangkau daripada merek-merek besar yang mahal, kata CJ.
"Saya pikir kosmetik Korea Selatan lebih beragam daripada yang Jepang, terutama untuk lipstik, yang memiliki lebih banyak warna daripada yang bisa saya temukan di Jepang," kata Miyu, seorang turis Jepang berusia 23 tahun yang sedang menjelajahi toko. Dia adalah penggemar girl band K-pop Aespa, dan mengatakan kecantikan mereka menginspirasinya untuk mencoba kosmetik Korea.
Menurut seorang wisatawan berusia 69 tahun asal Belanda saat melihat-lihat maskara mengatakan produk perawatan kulit Korea, termasuk losion pemutih, lebih beragam dari pada merek Eropa. Dia adalah penggemar drama televisi Korea seperti ‘Crash Landing on You’, di mana seorang pewaris Korea Selatan berakhir di Korea Utara setelah kecelakaan paralayang.
Data dari Organisasi Pariwisata Korea, negara ginseng itu menyambut sekitar 1,1 juta pengunjung asing pada bulan September, naik 225 persen dari tahun sebelumnya, dan mencapai sekitar 75 persen dari tingkat sebelum pandemi.
Meskipun pengunjung dari Jepang, Amerika Serikat, Timur Tengah, Eropa, dan Asia Selatan sudah pulih hampir mencapai 90 persen dari tingkat sebelum pandemi, kedatangan dari China, Hong Kong, dan Taiwan masih sekitar separuh dari tingkat tahun 2019.
(bbn)