"Kami bangga dapat memperluas kemitraan jangka panjang kami dengan Argus untuk memberikan penilaian baru kepada para pelaku pasar nikel kelas II yang mencerminkan permintaan dan pasokan spesifik pasar, yang berbeda dari keharusan mendasarkan harga dan manajemen risiko, dan keputusan mengenai nilai nikel kelas I yang memiliki sifat fisik dan fundamental terkait yang berbeda," ujar Maydin.
Nantinya, INI akan mengacu pada penilaian harga langsung mingguan untuk jenis nickel pig iron (NPI), nickel matte, dan mixed hydroxide precipitate (MHP) berdasarkan free on board (FoB) Indonesia yang mencerminkan kemampuan pasar.
Setelah mencermati hal tersebut, harga acuan nikel nantinya akan dipublikasikan secara rata-rata melalui penilaian independen, dalam hal Argus Media bersama dengan PT IKI.
Penilaian itu juga didasarkan pada transaksi dan penawaran di pasar spot untuk memastikan bahwa semuanya merupakan representasi nilai pasar wajar yang akurat dan kuat.
Sebelumnya, Indonesia memang disebut-sebut akan memiliki indeks harga untuk komoditas logam nikel.
Ketua Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) Nanan Sukarna mengatakan rencana itu pun kini sedang digodok bersama pemerintah dan ditargetkan rampung pada akhir tahun ini.
Nantinya, patokan harga nikel tidak lagi mengacu pada London Metal Exchange (LME), Shanghai Metal Markets (SMM), dan juga Argus Media, sebuah lembaga tolok ukur harga energi dan komoditas independen global.
"Kita sekarang sedang mencoba membuat Indonesia Nikel Price Index," ujar Nanan awal Oktober.
Nanan mengatakan Indonesia, sebagai produsen terbesar nikel di dunia, seharusnya memiliki acuan harga sendiri. "Maka dari itu, kami terobsesi ingin membuat ini."
Mantan Wakil Kepala Polri itu menambahkan, kini, rencana ini juga sudah mendapatkan lampu hijau dari pemerintah.
Belum lama ini, kata dia, APNI juga sudah mengajukan pembentukan indeks nikel tersebut kepada Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Ditjen Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan telah mendapat persetujuan.
"Kita inginnya pokoknya untuk negara baik, untuk pengusaha baik. Kita punya price sendiri nanti," ujarnya.
(ibn/wdh)