Dihubungi secara terpisah, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penetapan harga BBM nonsubsidi merupakan keputusan perusahaan yang tidak dicampuri oleh pemerintah.
“Penetapan BBM jenis Pertamax yang lebih rendah bisa saja merupakan strategi perusahaan untuk meningkatkan market share Pertamina untuk BBM jenis RON92,” ujarnya.
Kemungkinan lain yang menyebabkan harga BBM nonsubsidi diturunkan awal bulan ini, kata Josua, adalah karena Pertamina memiliki stok Pertamax pada level harga produksi yang masih rendah dan baru menjualnya saat ini.
Zuhdi sebelumnya berpendapat kemungkinan harga BBM nonsubsidi untuk kembali turun sangat kecil, meski anomali harga minyak sudah tidak seliar kuartal III-2023. “Saya rasa tidak [akan turun] ya, karena harga keekonomian [BBM nonsubsidi] masih berada di atas harga ritel sekarang,” ujarnya, baru-baru ini.
Di tingkat global, harga minyak dunia terpantau terus melandai pada perdagangan awal hari ini, Rabu (1/11/2023). WTI untuk pengiriman Desember turun 1,6% menjadi US$81,02 per barel. Harga telah turun sekitar 11% pada Oktober.
Brent untuk penyelesaian Desember, yang berakhir pada Selasa, hanya berubah sedikit menjadi US$87,41. Kontrak aktif lebih lanjut pada bulan Januari turun 1,5% menjadi US$85,02 per barel.
“Walaupun kondisi harga minyak dunia [cenderung] menurun, masih ada pendorong kenaikan harga lain seperti rupiah yang melemah dan harga tanker yang meningkat,” terang Zuhdi.
Di lain sisi, Pertamina menjelaskan alasan di balik penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi pada 1 November, pada saat kalangan ekonom justru memprediksi harga Pertamax dkk. kembali dinaikkan awal bulan ini.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan penurunan harga BBM nonsubsidi awal bulan ini dilakukan sejalan dengan upaya perseroan untuk memaksimalkan daya jual BBM yang kompetitif.
"Kami sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,” ujarnya dalam pernyataan resmi perseroan, Rabu (1/11/2023).
Meski saat ini harga minyak dunia sedang mengalami fluktuasi, termasuk rupiah yang kini menyentuh angka tertinggi sejak 2020, kata Fadjar, Pertamina terus berupaya menjaga kinerja rantai pasoknya, termasuk fleksibilitas dalam memperoleh minyak mentah (crude) sehingga harga produk BBM di Indonesia bisa tetap kompetitif.
“Termasuk kita juga lakukan efisiensi sehingga bisa menghemat biaya produksi, hasilnya BBM Pertamina tetap kompetitif,” tambah Fadjar.
Pertamina resmi kembali melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023. Jenis Pertamax turun Rp600/liter menjadi Rp13.400/liter dari bulan sebelumnya seharga Rp14.000.
Pertamax Turbo juga turun Rp1.100/liter menjadi Rp 15.500/liter, dari sebelumnya Rp16.600/liter. Selanjutnya, harga BBM keluaran terbaru Pertamina, yakni Pertamax Green 95 dipatok Rp15.000/liter atau turun Rp1.000 dari Oktober 2023 yang berada di harga Rp16.000/liter.
Harga BBM solar Pertamina, seperti Dexlite juga turun menjadi Rp16.950/liter dari sebelumnya Rp17.200/liter. Lalu, Pertamina Dex turun turun menjadi Rp17.650/liter dari bulan lalu yang dibanderol Rp17.900/liter.
Sementara itu, untuk harga BBM subsidi jenis Pertalite dan Solar tak mengalami perubahan harga. Keduanya tetap berada di harga Rp10.000/liter untuk Pertalite, dan Rp6.800/liter untuk Solar.
(wdh)