Logo Bloomberg Technoz

Rupiah Lemah, Harga Mi, Roti, Sampai Tahu-Tempe Bisa Naik

Mis Fransiska Dewi
01 November 2023 12:38

Pekerja mengupas bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (29/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pekerja mengupas bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Senin (29/5/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih dalam tren melemah. Depresiasi rupiah bisa mempengaruhi inflasi karena menyebabkan kenaikan harga barang-barang impor.

Sepanjang Oktober, rupiah melemah 2,78% di hadapan dolar AS. Ini menjadi pelemahan bulanan terdalam sejak Maret 2020 atau sejak pandemi Covid-19.

USD/IDR (Sumber: Bloomberg)

Pudji Ismartini, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), menyebut inflasi bisa terjadi akibat depresiasi rupiah. Saat rupiah melemah, maka biaya impor barang dan jasa akan meningkat. Inilah yang dikenal sebagai imported inflation.

Imported inflation akan tercermin dari harga komoditas yang diimpor langsung maupun yang bahan bakunya diimpor,” kata Pudji dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Rabu (1/11/2023).

Pudji mencontohkan beberapa produk yang memiliki kandungan impor tinggi. Pertama adalah bawang putih, di mana Indonesia memang masih banyak mengimpor.