Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan tertinggi dialami oleh indeks Topix (Jepang) yang menguat mencapai 2,21%. Menyusul penguatan Nikkei 225 (Tokyo) yang naik 2,02%.

Sementara Kospi (Korea Selatan), Straits Times (Singapura), Shanghai Composite (China) dan Hang Seng (Hong Kong), menghijau masing-masing dengan kenaikan 0,91%, 0,22%, 0,16%, dan 0,04%.

Saham-saham yang menguat dan menjadi top gainers di antaranya PT Dewi Shri Farmindo Tbk (DEWI) yang melesat 29,41%, PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) melonjak 24,75%, dan PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) melejit 15,62%.

Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) yang jatuh 17,57%, PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) ambruk 10,68%, dan PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) anjlok 10,23%.

Dari dalam negeri, depresiasi rupiah menjadi sentimen negatif bagi IHSG. Pagi jelang siang ini, rupiah kembali lesu di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pukul 11.40 WIB, US$ 1 setara dengan Rp15.949. Rupiah melemah 0,41%.

Pelemahan rupiah menjadi yang kedua terdalam di Asia setelah won Korea Selatan yang melemah 0,51% terhadap dolar AS. Hampir semua mata uang Asia di luar China, melemah pagi ini. Ringgit Malaysia juga tergerus 0,23%, lalu baht Thailand melemah 0,29%, disusul dolar Taiwan yang juga turun 0,22%. Sementara peso Filipina melemah 0,19% dan dong Vietnam turun 0,1%. 

Saat rupiah melemah, beban utang luar negeri masing-masing emiten akan meningkat. Apalagi bagi emiten yang mengumpulkan pendapatan dalam rupiah, akan mengalami currency missmatch.

Pada akhirnya, currency missmatch itu akan menggerus laba. Ketika laba emiten jatuh, apalagi sampai rugi, maka investor sulit berharap akan datangnya dividen.

Disamping itu, terdapat rilis data ekonomi terbaru, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan terjadi inflasi 2,56% pada Oktober dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Lebih tinggi ketimbang September, di mana terjadi inflasi 2,28% yoy.

Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi Oktober sebesar 2,6% yoy.

Dibandingkan bulan sebelumnya, terjadi inflasi 0,17% pada Oktober (month-to-month/mtm). Lebih rendah dibandingkan September yang sebesar 0,19% mtm.

Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg memperkirakan inflasi Oktober sebesar 0,2% mtm.

(fad)

No more pages