Pelaku pasar memilih sikap waspada jelang pengumuman hasil pertemuan Federal Reserve, Federal Open Meeting Committee (FOMC), yang dijadwalkan dini hari nanti waktu Indonesia.
Walau pelaku pasar mayoritas meyakini bunga acuan the Fed akan ditahan, hal itu dibaca sebagai 'hawkish pause' atau menahan bunga acuan sebelum kembali mengereknya di kesempatan berikut.
Rilis data inflasi
Rupiah hari ini juga menanti pengumuman data inflasi Oktober yang dijadwalkan pada siang nanti. Laju inflasi domestik pada Oktober diperkirakan naik secara bulanan maupun tahunan. Kenaikan harga pangan masih menjadi tantangan dalam menjinakkan inflasi.
Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg menghasilkan angka median proyeksi inflasi bulanan (month-to-month/mtm) sebesar 0,2%. Sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya di 0,19%.
Sementara inflasi tahunan (year-on-year/yoy) pada Oktober diperkirakan sebesar 2,6%. Naik dibandingkan September yang 2,28%.
Harga pangan masih menjadi pemberat terutama beras. Fenomena El Nino yang memicu kekeringan mengakibatkan banyak petani gagal panen sehingga pasokan di pasar jadi berkurang di tengah tingkat konsumsi yang tidak menurun. Alhasil, harga melonjak.
Mengutip catatan Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium di pedagang eceran pada bulan ini adalah Rp 13.210/kg. Naik 2,88% dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara bila dibandingkan Oktober tahun lalu, harga bertambah 19,33%.
(rui)