Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat menjelaskan, di tengah tantangan lingkungan eksternal, kinerja ini mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mencatat pertumbuhan produksi, yang menunjang profitabilitas.
“Permintaan terhadap produk batu bara kokas keras premium tetap tinggi, sehingga kami pun tetap yakin akan dukungan struktural terhadap bisnis perusahaan,” terang Christian.
Tercatat, produk batu bara metalurgi ADMR yang berkualitas tinggi berhasil dipasarkan ke berbagai produsen baja di negara-negara tujuan seperti Jepang, China, India, hingga ke Korea Selatan.
Volume produksi ADMR pada sembilan bulan pertama juga tumbuh 55% menjadi 3,98 juta ton, berkat ketersediaan alat berat dan kinerja kontraktor yang ciamik.
Disamping itu, beban-beban seperti biaya penambangan ikut naik hingga 95% menjadi US$83,4 juta, biaya pengolahan batu bara juga naik 51% menjadi US$50,2 juta, dan biaya pengiriman dan penanganan naik 38% menjadi US$82,1 juta.
Senada, biaya penjualan dan pemasaran pada sembilan bulan pertama 2023 naik 55% menjadi US$8,2 juta bersamaan dengan kenaikan volume penjualan, biaya karyawan juga naik 86% menjadi US$5,7 juta karena peningkatan jumlah karyawan untuk menunjang ekspansi, turut menekan raihan angka pendapatan.
Alhasil, laba usaha Adaro Minerals hanya tersisa US$333,25 juta, drop 14% dari pencapaiannya pada periode yang sama 2022 kemarin sejumlah US$387,65 juta. Tak hanya sampai di situ, ADMR juga masih harus menanggung biaya keuangan yang membengkak 43% menjadi US$24,01 juta.
Dengan demikian, laba bersih ADMR pada kuartal III-2023 hanya senilai US$250,5 juta, turun 11% dari periode yang sama pada 2022 sebesar US$284,26 juta.
Sementara itu, total aset ADMR tercatat US$1,51 miliar, meroket 18%. Pos kas dan setara kas juga naik 13% menjadi US$581,88 juta. Adapun ekuitas meningkat 48% menjadi US$846,11 juta, dengan total liabilitas yang menyusut 6% menjadi hanya US$671,85 juta.
Harga saham ADMR pada penutupan perdagangan sesi I Selasa (31/10/2023) berada pada level Rp1.110/saham, melemah 0,45%. ADMR sempat turun menyentuh minus 4% dibandingkan posisi sebelumnya di awal perdagangan.
Saham Perseroan ditransaksikan sebanyak 15,2 juta saham dengan nilai Rp16,5 miliar. Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp45,4 triliun.
(fad/aji)