Dalam sepekan terakhir, ringgit menguat 0,42% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS).
Harga minyak nabati pesaing CPO juga turun. Di Chicago Board of Trade, kontrak futures untuk minyak kedelai turun 0,4% pada pukul 11:40 WIB. Saat minyak kedelai lebih murah, keuntungan membeli CPO pun berkurang.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), CPO sebenarnya sedang bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 50,62.
RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.
Koreksi yang sudah cukup dalam seja kemarin juga membuat harga CPO berpeluang bangkit. Namun memang ruang kenaikannya relatif terbatas.
Target kenaikan atau resisten terdekat ada di MYR 3.724/ton. Jika tertembus, maka harga bisa naik lagi menuju MYR 3.750/ton.
Target paling optimistis atau resisten terjauh ada di MYR 3.791/ton.
Sementara target koreksi atau support terdekat ada di MYR 3.643/ton. Penembusan di titik ini bisa membuat harga CPO terpangkas lagi ke MYR 3.595/ton.
(aji)