Abir Abu Omar - Bloomberg News

Bloomberg - Pendapatan negara Arab Saudi dari penjualan minyak turun selama enam bulan berturut-turut, meski masih relatif tinggi.

Rezeki nomplok menyusul kenaikan harga minyak dunia yang terjadi pada Saudi telah memberi negara pengekspor minyak mentah terbesar di dunia tersebut lebih banyak dana untuk melakukan diversifikasi dan membuka ekonomi mereka.

Pemerintah Arab Saudi telah berulang kali mengatakan bahwa kerajaan ingin menggunakan pendapatan dari energi untuk mempercepat proyek-proyek yang dapat mengurangi ketergantungan pada minyak.

Dengan harga minyak mentah yang berakhir tahun lalu mendekati US$80 per barel setelah sebelumnya meroket menjadi tiga digit, Arab Saudi memperoleh 85,5 miliar riyal (Rp1.298 triliun) pada Desember 2022, dari ekspor produk mentah dan olahan, menurut data Otoritas Umum Statistik kerajaan.