“Kita semua ingin membeli beberapa obligasi 50 tahun itu untuk menutup ketidakcocokan (mismatch) aset-liabilitas,” kata Sampath Reddy, chief investment officer di Bajaj Allianz.
Obligasi jangka panjang “akan membantu kami mengelola risiko suku bunga dengan lebih baik untuk portofolio kami.”
Industri dana pensiun dan asuransi jiwa India tengah berkembang pesat, didorong oleh masyarakat kelas menengah yang terus bertambah.
Kurva imbal hasil India hampir datar bahkan di tengah rekor pinjaman oleh pemerintah karena perusahaan asuransi meningkatkan pembelian obligasi jangka panjang.
Imbal hasil obligasi 50 tahun kemungkinan akan mendekati obligasi 40 tahunnya, yang dijual sekitar 7,54% pekan lalu, menurut HDFC Life dan Kotak Mahindra Life Insurance Ltd.
Lebih dari sepertiga pasokan obligasi semester fiskal kedua pemerintah adalah dalam surat berharga yang jatuh tempo dalam 30-50 tahun.
Bank sentral mengatakan bulan lalu bahwa berencana menambahkan obligasi 50 tahun sebagai respons terhadap permintaan pasar tehadap surat berharga berjangka yang tenornya ultra-panjang.
Kepemilikan obligasi pemerintah oleh perusahaan asuransi di India naik menjadi 26% pada akhir Maret 2022, naik dari lebih dari 23% pada 2018, menurut data kementerian keuangan terbaru.
Hal ini mencerminkan bobot mereka yang semakin meningkat di pasar utang lokal. Sementara itu, kepemilikan bank turun menjadi 38% dari 43% pada periode tersebut.
Badrish Kulhalli, kepala pendapatan tetap di HDFC Life mengatakan obligasi dengan tenor lebih panjang, seperti surat berharga 30 dan 40tahun, telah menjadi segmen yang paling diterima dengan baik di seluruh kurva imbal hasil dalam lelang sejauh ini.
“Pembeli utama di sini jelas adalah perusahaan asuransi karena cara kami membeli surat berharga pemerintah adalah dengan mencoba dan mencocokkan tenor liabilitas kami dengan tenor aset,” katanya.
(bbn)