Beberapa wilayah di India merasakan cuaca panas yang tidak biasa pada tahun ini dan permintaan listrik selama seminggu terakhir sudah mendekati tingkat rekor yang terlihat selama krisis energi tahun lalu.
Pemerintah melihat permintaan daya dapat mencapai 229 gigawatt pada April mendatang, dibandingkan dengan rekor tertinggi sepanjang masa sebesar 215 gigawatt pada musim panas lalu.
Pembangkit yang terdampak termasuk fasilitas sebesar 4.620 megawatt milik Adani Power Ltd. di Mundra yang terletak negara bagian pesisir Gujarat dan pembangkit 4.000 megawatt Tata Power Co. di kota yang sama.
Beberapa pembangkit listrik ini belum beroperasi dengan kapasitas penuh karena sulit bagi mereka untuk memasok listrik dengan tarif yang ditetapkan di tengah naiknya harga batu bara impor.
Stok batu bara di pembangkit listrik naik hampir 28% sepanjang tahun lalu, meski masih jauh di bawah target pemerintah sebesar 45 juta ton hingga Maret. Batubara adalah penghasil hampir 70% listrik India.
Pejabat pers di kementerian tersebut tidak menanggapi email dan pesan teks saat dimintai komentar.
Kementerian tersebut mengatakan akan menggunakan undang-undang kelistrikan sebagai dasar hukum perintah tersebut yang berlaku efektif mulai 16 Maret.
Undang-undang kelistrikan India mengizinkan pemerintah untuk memaksa pembangkit listrik beroperasi sesuai perintah negara dalam keadaan luar biasa, seperti bencana alam dan ancaman terhadap keamanan nasional atau ketertiban umum.
(bbn)