Namun, penjualan relatif lemah di beberapa wilayah Asia, kecuali Jepang, yang sebagian disebabkan oleh perlambatan ekonomi di negara-negara seperti Thailand dan Indonesia.
Penjualan Toyota di China naik kurang dari 1% karena pembeli mobil beralih ke kendaraan listrik. Kinerjanya yang lesu di negara ini menyusul penjualan yang kuat pada tahun lalu, yang dibantu oleh langkah-langkah stimulus pemerintah.
Penjualan pembuat mobil melonjak 34% di Jepang karena masalah pasokan semikonduktor mereda. Toyota menjual 1,825,965 kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) dalam periode enam bulan, naik 38% dari tahun sebelumnya.
Selama Japan Mobility Show pekan lalu, Presiden Lexus Takashi Watanabe menyinggung kurangnya jaringan pengisian daya di negara tersebut.
“Jumlahnya masih terbatas, tetapi kami juga sedang menyelidiki dan bergerak sekarang dengan program stasiun pengisian khusus Lexus,” ujarnya.
Untuk bulan September saja, penjualan Toyota naik 10,5% dari tahun sebelumnya, sementara output hampir tidak berubah.
Honda Motor Co. mengatakan pada Senin bahwa produksi globalnya pada semester pertama fiskal meningkat lebih dari 6%, dengan penjualan meningkat 7,5% meskipun terjadi penurunan di Eropa dan China.
Output dan penjualan global Nissan Motor Co. masing-masing naik 2,8% dan 5,5%, tetapi pelemahan juga terjadi di pasar China.
(bbn)