Hal lain yang juga menjadi tantangan kata dia adalah perubahan iklim yang juga berdampak pada produksi pangan. Kekeringan menyebabkan panen sulit sehingga pasokan hasil panen berkurang. Saat Indonesia mau impor pangan saja kata Jokowi, kini mengalami kesulitan.
"Kedua, perubahan iklim banyak yang dahulu (kata orang) ah apa ndak kelihatan barangnya sekarang sudah nyata kelihatan. Kekeringan di 7 provinsi dan beberapa negara menurunkan produksi beras kita. Kita mau tutup dari impor sekarang tak semudah dulu mencari beras impor," imbuhnya.
Jokowi mengatakan pada saat bertemu dengan PM India Narendra Modi dia meminta agar bisa mendapatkan pasokan beras impor lebih banyak. Namun hal itu tidak terwujud. India juga hanya melakukan ekspor secukupnya untuk mengamankan stok nasional negara itu.
Selain itu kata Presiden, negara-negara Asia Tenggara yang dahulunya menawarkan ekspor beras seperti Thailand dan Vietnam juga sekarang membatasi ekspor beras.
"Situasi seperti ini bapak ibu harus ngerti harus tahu bahwa dunia sedang tidak baik-baik saja," katanya.
Ditambah perang Ukraina-Rusia juga masih terjadi. Hal ini sudah memicu krisis pangan dan krisis energi. Namun yang menyedihkan kini ditambah lagi dengan adanya perang Israel dan Hamas.
"Kelihatan Ukraina (terlihat) jauh tapi apa dampak ke Indonesia? hati-hati," tutup Presiden.
(ezr)