Logo Bloomberg Technoz

Secara tradisional, perayaan Imlek berlangsung selama 16 hari dimulai dari pesta keluarga pada malam tahun baru hingga Festival Lentera atau lampion pada hari ke-15. Para pekerja migran banyak yang memanfaatkan datangnya Imlek ini sebagai satu-satunya kesempatan dalam setahun untuk pulang. Sama halnya dengan pekerja China yang bekerja di perkotaan, Imlek adalah kesempatan mudik ke kota kelahiran atau kampung halaman. Sebelum pandemi, Imlek di China menjadi migrasi manusia terbesar di dunia.

2. Seperti apa perjalanan tahun ini?

Seiring pencabutan kebijakan nol Covid, pemerintah China tidak lagi memberlakukan pembatasan-pembatasan seperti kewajiban tes Covid-19 sebelum naik kendaraan umum, tidak ada lagi kewajiban karantina bagi pemudik atau pelancong yang masuk ke sebuah daerah. 

Pemerintah China memperkirakan jumlah perjalanan mudik Imlek tahun ini akan menembus 2,1 miliar! Angka itu mencapai dua kali lipat dari tahun lalu, tapi baru 70% dari jumlah perjalanan pada 2019. Tahun ini diprediksi bukan hanya terjadi mudik antar kota atau provinsi di China. Para diaspora Tiongkok kemungkinan juga akan mudik ke kampung mereka. Pemerintah Hong Kong menetapkan kuota harian 60.000 orang untuk perjalanan ke China daratan.

3. Bagaimana dampak penyebaran Covid di China?

Wakil Menteri Transportasi China Xu Chengguang mengungkapkan, mudik Imlek kali ini sebenarnya lebih sebagai perjalanan yang terburu-buru, penuh ketidakpastian, kerumitan dan tantangan. Maklum saja, pelonggaran kebijakan Covid-19 secara tiba-tiba jelang tutup tahun lalu telah memicu lonjakan angka infeksi Covid-19. Hampir 60.000 warga China meninggal dunia karena wabah ini antara 8 Desember hingga 12 Januari 2023, menurut catatan Komisi Kesehatan Nasional China. 

Para ahli memperkirakan, angka sebenarnya kemungkinan besar mencapai ratusan ribu. Sebanyak 248 juta orang atau 18% dari populasi kemungkinan tertular Covid-19 dalam 20 hari pertama Desember 2022, menurut laporan Bloomberg News. Mudik Imlek yang hingar bingar sudah pasti akan membuat penularan varian Omicron semakin leluasa menginfeksi negara berpenduduk 1,4 miliar jiwa itu. Desa-desa di China bersiap menghadapi tsunami Covid-19 di rumah sakit dan klinik yang sejatinya kekurangan staf dan sumber daya. 

4. Apa yang dilakukan pemerintah?

Pemerintah China menambahkan lebih banyak penerbagan dan opsi transportasi yang bukan hanya mengangkut orang tapi juga pasokan medis, biji-bijian dan bahan bakar untuk mengantisipasi permintaan yang pasti melonjak tinggi. Jaringan kereta api di China sudah menaikkan kapasitas penumpang hingga 11% dibanding 2019. 

Meski melonggarkan aturan, pemerintah China tetap menghimbau para pekerja migran dan pelajar agar tidak mudik bila terinfeksi Covid-19. Penduduk desa dan petani juga diminta mengurangi pertemuan dan tetap memakai masker saat berkunjung ke kerabat. Komisi Kesehatan Nasional China juga telah meminta rumah sakit yang lebih besar di kota-kota untuk membantu klinik pedesaan dan menyerukan penguatan mekanisme untuk memindahkan pasien yang sakit parah di daerah pedesaan ke perawatan intensif di institusi medis tingkat tinggi. Vaksinasi juga bakal makin didorong terutama di pedesaan. 

5. Apa artinya ini bagi pariwisata?

Perjalanan pariwisata domestik yang pertama mendapat angin. Orang-orang yang telah pulih dari Covid-19 tentu sudah ingin sekali bermain ski menuruni pegunungan yang ditutup salju di China utara. Atau, mandi matahari di selatan di Hainan, yang disebut-sebut sebagai Hawaii-nya China, atau sekadar berbelanja di toko bebas pajak di pulau itu. 

Tahun baru Imlek secara tradisional merupakan musim puncak untuk perjalanan keluar negeri. Namun, serbuan turis Tiongkok yang tadinya menghabiskan biaya sekitar US$ 280 miliar ke tempat populer seperti Tokyo atau Paris, sepertinya belum akan kembali seperti pra-pandemi. Banyak negara memberlakukan syarat masuk yang ketat terutama bagi para turis dari China, terlebih setelah lonjakan infeksi Covid-19. Harga tiket pesawat juga masih mahal.

6. Efek bagi ekonomi secara luas

Konsumsi menjadi penghambat utama perekonomian China tahun lalu karena toko dan restoran tutup berulang kali dan perjalanan dibatasi karena wabah Covid. Rumah tangga di China juga mengurangi pengeluaran supaya bisa menabung lebih banyak di tengah melonjaknya pengangguran dan prospek pendapatan yang suram. Maka itu, begitu kebijakan nol Covid berakhir, konsumsi domestik China diperkirakan akan perlahan pulih akhir 2023 ini setelah puncak infeksi terlalui.

Pemimpin Tiongkok menjadikan peningkatan konsumsi domestik sebagai fokus prioritas tahun ini. Para pakar dan analis kebijakan meminta pemerintah China memberikan bantuan dana tunai pada masyarakat seperti yang ditempuh oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk memacu konsumsi masyarakat. Selain itu, perlu juga kebijakan untuk mendorong kebangkitan usaha kecil dan properti.

(rui/aji)

No more pages