BYD membukukan penjualan tertinggi sepanjang masa meskipun persaingan semakin ketat. Gerak bisnis BYD yang positif juga terjadi di tengah perlambatan penjualan mobil energi baru di China.
Perusahaan ini akan melaporkan pendapatan kuartal ketiganya setelah penutupan pasar, Senin (30/10/2023).
Elon Musk memberikan proyeksi yang suram pada industri mobil listrik global awal bulan ini. Musk mengatakan bahwa kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) telah merugikan penjualannya.
Bisnis Tesla juga terdampak akibat perang harga selama berbulan-bulan yang diprakarsai perusahaan untuk mendorong permintaan. Para analis telah menurunkan estimasi laba per saham mereka untuk produsen mobil listrik asal AS pada saat yang sama prospek BYD justru ditingkatkan.
“BYD masih terlihat sebagai taruhan teraman dibandingkan Tesla dalam jangka pendek, mengingat kedisiplinannya dalam menyeimbangkan pertumbuhan volume dengan profitabilitas,” kata Kevin Net, kepala ekuitas Asia di Tocqueville Finance.
“Perusahaan ini juga memiliki eksposur yang semakin besar terhadap mobil hybrid, yang telah mendapatkan pangsa pasar di China dan berkontribusi pada margin yang lebih tinggi.”
BYD telah menjual total 822.094 kendaraan pada kuartal terakhir, termasuk mobil hybrid. Capaian yang membantu mengukuhkan posisi BYD sebagai merek mobil terlaris di China.
Para pengamat industri cukup dikejutkan dengan hasil marjin dana per kendaraan BYD yang tampaknya lebih banyak meski di periode perang harga.
Laba per mobil, tidak termasuk dampak dari unit elektronik perusahaan, naik sebanyak 46% dibandingkan kuartal sebelumnya, menurut perkiraan JPMorgan Chase & Co.
Para analis percaya bahwa BYD dapat mempertahankan profitabilitasnya hingga tahun depan. Ini ditopang oleh lebih banyak penjualan kendaraan kelas atas serta berlanjutnya ekspansi ke luar negeri.
BYD diperkirakan akan memulai pengiriman Yangwang U8 dan Fang Cheng Bao BAO 5, mobil listrik kelas atas pada kuartal keempat, menurut para pakar di HSBC Holdings PLC.
Dari China, BYD mengklaim pangsa pasar yang tinggi di berbagai negara termasuk Brasil. Namun BYD belum bisa memasuki pasar otomotif AS karena pertimbangan pajak dan politik.
Prospek laba yang membaik telah membantu membuat saham BYD lebih menarik, mendorong kelipatan laba di masa mendatang menjadi sekitar 18 kali. Bandingkan dengan Tesla yang mencapai 50 kali. Data opsi terbaru juga terlihat positif. Terdapat kecenderungan volatilitas telah bergeser ke sisi yang lebih bullish dibandingkan dengan satu bulan yang lalu.
Meskipun BYD didukung oleh Warren Buffett, penjualan saham Berkshire Hathaway Inc. sejak tahun lalu mungkin telah membebani harga sahamnya. Faktor penghambat lain untuk saham ini adalah upaya penyelidikan anti-subsidi Uni Eropa terhadap mobil listrik buatan China.
“Memang ada diskon besar-besaran di China untuk saham ini, tetapi saya tidak melihat ini akan memburuk,” ujar Taylor Ogan, kepala eksekutif hedge fund Snow Bull Capital, yang memiliki saham di BYD dan Tesla.
“Investor harus lebih memperhatikan BYD tahun depan ketika dua merek kelas atas memulai pengiriman, dan mengekspor secara nyata ke pasar-pasar baru," tambahnya.
(bbn)