Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Rupiah dibuka menguat pagi ini di pasar spot sejalan dengan tren penguatan valuta Asia melawan dolar Amerika Serikat (AS). 

Di pasar spot rupiah langsung menguat ke kisaran Rp15.913/US$, di kala hampir semua mata uang Asia menguat dipimpin ringgit Malaysia yang melaju naik nilainya hingga 0,49%, Senin (30/10/2023).

Won Korea Selatan juga langsung menguat 0,28%, disusul baht Thailand yang menguat 0,2%. Penguatan rupiah setara dengan peso Filipina yang juga terpantau naik nilainya 0,12% pagi ini.

Penguatan mata uang Asia termasuk rupiah pagi ini berlangsung di tengah indeks dolar AS yang masih perkasa dengan melaju ke kisaran 106,572 sampai pukul 9:10 WIB. Yield surat utang AS kembali merambat naik 2 bps ke rentang 4,864%. Sementara imbal hasil surat utang RI masih stabil di 7,117%.

Meski pagi ini terlihat berotot, akan tetapi risiko rupiah terperosok menembus level psikologis Rp16.000/US$ diperkirakan tidak akan lama lagi terjadi.

Eskalasi konflik di Gaza yang menguat ditambah penantian pelaku pasar akan keputusan Federal Reserve dalam rapat penting Federal Open Meeting Committee, juga perkembangan pasar tenaga kerja AS yang penting dalam menghitung perkiraan peluang kenaikan bunga the Fed. 

Lanskap itu akan menempatkan rupiah dalam instabilitas yang cukup kuat terombang-ambing sentimen eksternal dalam jangka pendek. Terlebih rupiah juga dibebani ketidakpastian perpolitikan dalam negeri jelang Pemilu 2024 dan potensi kenaikan lagi bunga acuan Bank Indonesia yang bisa menekan perekonomian lebih jauh. 

Berbagai risiko itu sepertinya membuat banyak bank di Indonesia saat ini akhirnya tetap membanderol harga dolar AS di level tinggi meski ada sinyal penguatan di pasar spot pagi ini.

Seperti yang terlihat pagi ini di Senin terakhir bulan Oktober, mayoritas bank mematok harga jual dolar AS sudah di atas Rp16.000/US$.

Berdasarkan pantauan di beberapa bank, mayoritas bank-bank terutama yang memiliki lini layanan trade finance cukup menonjol sudah mematok kurs jual dolar AS di kisaran Rp16.070-Rp16.3018/US$. 

Kurs jual berarti ketika nasabah hendak membeli dolar AS di bank tersebut, maka rate itulah yang menjadi acuan. Terlihat juga pergerakan kurs beli, yaitu patokan harga bila nasabah menjual valas ke bank tersebut, juga semakin naik alias mahal. 

Di bank swasta terbesar di Indonesia PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mematok kurs dolar AS di Rp16.070/US$. Sementara bank asing dengan layanan trade finance cukup menonjol seperti Hong Kong Shanghai Banking Corporation alias HSBC, menjual dolar AS di harga Rp16.140/US$. Bank asing lain seperti UOB Indonesia bahkan sudah mematok kurs jual dolar AS di level Rp16.318/US$.

Bank BUMN juga mematok harga dolar AS sudah lebih mahal seperti PT Bank Nasional Indonesia Tbk (BBNI) telah membanderol kurs jual dolar AS di harga Rp16.025/US$.

Sementara bank pelat merah lain seperti PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mematok kurs jual dolar AS di harga Rp15.995/US$, sudah di atas kurs JISDOR Jumat lalu maupun harga the greenback di pasar spot. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBR) membanderol dolar AS di Rp15.980/US$.

(rui)

No more pages