Logo Bloomberg Technoz

Konflik di Timur Tengah masih menjadi faktor penggerak harga minyak. Kali ini, serangan darat Israel di Jalur Gaza yang dimulai dengan penuh kewaspadaan membuat harga minyak terkoreksi.

Israel memilih pendekatan harian dalam serangan ke Jalur Gaza untuk menghantam kelompok Hamas, dibandingkan invasi skala masif. 

“Akhir pekan lalu, konflik masih relatif terbatas. Harga minyak sepertinya masih akan turun sampai muncul risiko selanjutnya,” kata Vandana Hari, Founder Vanda Insights, seperti diberitakan Bloomberg News.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), minyak memang sedang bearish. Untuk Brent, Relative Strength Index (RSI) ada di 47,53.

RSI di bawah 50 menunjukkan suatu aset berada di posisi bearish.

Oleh karena itu, risiko koreksi harga Brent masih terbuka. Target koreksi terdekat ada di US$ 88,18/barel. Jika tertembus, maka akan membuat jalan menurun hingga ke US$ 82,57/barel.

Untuk WTI, nilai RSI ada di 46,07. Seperti halnya Brent, WTI juga menghuni zona bearish.

Target koreksi terdekat adalah US$ 81,52/barel. Penembusan di titik itu bisa membawa harga WTI meluncur ke US$ 78,08/barel.

(aji)

No more pages