Meskipun menuduh Hamas menggunakan warga Gaza sebagai perisai manusia, ia mengatakan hal itu tidak mengurangi tanggung jawab Israel untuk membedakan antara teroris dan warga sipil tak bersalah, serta melindungi nyawa warga sipil.
Sullivan mengatakan, AS mendukung seruan "jeda kemanusiaan" yang dapat memungkinkan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas, juga kepergian orang-orang yang ingin meninggalkan Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut.
"Kami akan terus berupaya mencapai tujuan itu," katanya.
Kunjungan Menteri Pertahanan Arab Saudi Khalid bin Salman ke Washington pada hari Senin akan menjadi kesempatan untuk "membahas lebih dalam bukan hanya tentang apa yang terjadi hari ini, tetapi tentang apa yang mungkin terjadi di masa depan," kata Sullivan.
Negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, memiliki tanggung jawab untuk membantu menciptakan "cakrawala politik" bagi rakyat Palestina, termasuk solusi dua negara dengan Israel. Juga hak mereka "untuk hidup dengan aman, bermartabat, dan setara," katanya.
Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian dalam wawancara di program Fareed Zakaria GPS CNN mengatakan Hamas bertindak secara independen dalam serangan ke Israel pada 7 Oktober, dan "tidak ada hubungannya" dengan Iran. Dia menggambarkan tindakan Hamas sebagai "tanggapan alami" terhadap apa yang dia sebut pendudukan Israel atas tanah Palestina.
Sullivan mengkritik Iran atas kematian Armita Geravand, seorang remaja yang menurut kelompok-kelompok hak asasi manusia diserang oleh polisi moral Iran dan meninggal di rumah sakit pada hari Sabtu.
Insiden yang "mengerikan" itu "menyoroti kerapuhan rezim," kata Sullivan pada hari Minggu di platform X yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Otoritas Iran membantah adanya konfrontasi yang melibatkan Geravand. Televisi negara mengatakan bahwa dia pingsan karena tekanan darah rendah.
(bbn)