Pada perdagangan terakhir pekan lalu, rupiah menjadi satu dari dua valuta Asia yang masih melemah di tengah tren penguatan mata uang Asia melawan dolar AS. Rupiah di pasar spot ditutup di Rp15.940/US$, level terlemah baru dalam setahun terakhir. Sementara kurs referensi, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) ditutup lebih lemah di Rp15.941/US$.
Pantauan pagi ini di pasar non-deliverable forward, rupiah masih bergerak melemah walau di kisaran lebih kuat yaitu di rentang Rp15.914-Rp15.926/US$.
Indeks dolar AS masih melanjutkan penguatan menyusul kenaikan tensi konflik di Gaza di mana Israel mulai melancarkan serangan darat yang mengancam jatuhnya korban jiwa lebih banyak lagi di Palestina.
Pekan ini, pelaku pasar akan menanti 'gong' keputusan rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) Federal Reserve yang dijadwalkan pada Kamis (2/11/2023). The Fed diperkirakan akan menahan bunga acuan di 5,75% dengan probabilitas 98%, tecermin dari pergerakan di pasar swap.
Sebelum FOMC, pasar akan menanti menanti data pembukaan lapangan kerja di Amerika, JOLTS Job Openings pada Rabu (1/11/2023), disusul data pengangguran pada Jumat (3/11/2023).
-- dengan bantuan M. Julian Fadli.
(rui)