“Faktor pendorong dari ketahanan ini adalah kekuatan pasar tenaga kerja AS yang telah menggairahkan kembali permintaan rumah tangga,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News dalam rilis data PDB AS, kenaikan PDB riil mencerminkan kenaikan dalam belanja konsumen, investasi inventori swasta, ekspor, belanja pemerintah federal serta negara bagian, juga investasi residensial yang sebagian terpangkas penurunan non-residential fixed investment.
Pasca rilisnya sejumlah data ekonomi AS tersebut, makin memperlihatkan skenario soft landing yang terus menguat dan potensi kenaikan suku bunga acuan the Fed makin kecil di sisa tahun 2023 ini.
Adapun Bank Sentral AS dijadwalkan melakukan pertemuan kebijakannya pada pekan ini. Suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) diprediksi akan dipertahankan di kisaran 5,25%-5,5% meskipun Jerome Powell pernah mengatakan ekonomi AS kuat dan pasar tenaga kerja AS yang masih ketat dapat mendorong kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Dari regional, Pemerintah China menegaskan akan memberikan dukungan penuh yang berfokus pada laju perekonomian.
“Anggaran negara akan terus digunakan untuk kebijakan-kebijakan pro-growth yang nantinya akan berdampak. Kami memperkirakan ekonomi China tahun depan akan tumbuh di kisaran 5%,” sebut riset Golden Credit Rating International.
Selanjutnya, secara keseluruhan ekonomi China sudah stabil dan dalam tren positif, setelah China melaporkan data kuartalan ketiga yang lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya pada minggu lalu. Para ekonom yang disurvei Bloomberg juga memproyeksikan ekonomi China akan tumbuh sebesar 4,5% pada tahun 2024 setelah tumbuh 5% di tahun ini.
Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,7% ke 6.759 dan disertai oleh munculnya volume pembelian pada akhir pekan kemarin.
“Namun demikian, tetap waspadai apabila IHSG kembali menembus area 6.711, maka selanjutnya IHSG akan menguji ke rentang area 6.666-6.676 untuk menyelesaikan wave c dari wave (ii),” terang Herditya dalam risetnya pada Senin (30/10/2023).
Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut ASII, ENRG, EXCL dan INDF.
Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi bergerak konsolidasi di antara rentang level perdagangan 6.730 sampai 6.800 di Senin (30/10).
“IHSG ditutup dibawah 6.771 (MA-5) di Jumat (27/10). Di sisi lain, Stochastic RSI relatif sideways diiringi penyempitan negative slope MACD. Dengan demikian, IHSG diperkirakan konsolidasi dalam rentang 6.730 sampai 6.800 pada perdagangan Senin (30/10),” tulisnya.
Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham defensif dan berpotensi rebound antara lain ELSA, CPIN, JPFA, MIKA, MEDC dan ISAT.
Selanjutnya, Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, naiknya mayoritas harga komoditas terkecuali batu bara, serta solidnya beberapa laporan keuangan emiten di dalam negeri berpeluang menjadi sentimen positif untuk IHSG.
CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak bervariasi cenderung menguat hari ini, dengan kisaran support 6.725–6.690 dan resistance 6.790–6.825.
Dengan saham rekomendasinya ialah MEDC, ISAT, CPIN, BREN, UNVR dan SILO.
(fad/wep)