Pada sebuah acara keagamaan, Minggu di Taipei, Gou mengulangi pendiriannya bahwa rakyat Taiwan tidak menginginkan perang dengan China. Namun di sana, ia juga tidak membahas masalah Foxconn di China.
Sebelum hari Sabtu, taipan Taiwan ini tidak menghadiri acara publik selama berhari-hari setelah surat kabar milik pemerintah China, Global Times, melaporkan hari Minggu lalu bahwa pihak berwenang China sedang menyelidiki Foxconn.
Para pejabat setempat kemudian mengkonfirmasi penyelidikan tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah “penegakan hukum yang normal.”
Pada satu titik setelah laporan Global Times, anak perusahaan Foxconn yang diperdagangkan secara publik, Hon Hai Precision Industry Co. dan tiga afiliasinya kehilangan valuasi US$9 miliar.
Gou tertinggal jauh di belakang tiga kandidat presiden utama lainnya, menurut sebuah survei yang dirilis oleh TVBS Poll Center Taiwan hari Selasa.
Pemilik perusahaan perakit iPhone ini menyatakan pada bulan Agustus bahwa Partai Komunis China tidak akan berani menyentuh Foxconn. Ia mengatakan bahwa perusahaan teknologi ini memiliki terlalu banyak investor asing dan pelanggan global, termasuk Apple hingga Tesla.
Dalam pidato-pidato kampanyenya, Gou mengatakan bahwa ia dapat memperbaiki hubungan Taipei dengan Beijing.
China secara konsisten mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya. China juga tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk mengambil alih pulau berpenduduk 23 juta jiwa ini.
Operasi Foxconn yang luas di China telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Beijing dapat menekan Gou melalui bisnis-bisnisnya.
(bbn)