Menurutnya, pesawat berbadan lebar (wide-body aircraft) tidak bisa mendarat pada landasan pacu yang hanya memiliki panjang 2.200 meter dan lebar 45 meter.
“Itu berarti potensi penerbangan internasional menjadi kecil. Penerbangan internasional rata-rata penerbangan di atas 5 jam,” ujar Awaluddin kepada awak media di kawasan kecamatan Cimenyan, Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (28/10/2023).
“Sehingga dalam konteks ini, dengan peningkatan fasilitas, peluang untuk menumbuhkan traffic terjadi. Saat ini, (28/10/2023), Bandung hanya memiliki 18-20 penerbangan sehari, belum dibuka untuk entry point untuk internasional, masih terbatas,” imbuh dia.
Sebaliknya, Bandara Kertajati menjadi entry point dari penerbangan internasional. Bandara Kertajati pun beroperasi dengan 3 maskapai, 7 rute dan 32-34 rencana penerbangan. Artinya, Awaluddin melanjutkan, terdapat peningkatan rencana penerbangan hingga 60%.
“Nah sekarang yang paling penting ini komunikasi dan sosialisasinya. Kita harus bisa memastikan masyarakat Jabar itu pilihan utama dan pertamanya itu kalau mau terbang harus ke Kertajati," tutup dia.
(dov/ezr)