Apalagi, saat ini Bandara Kertajati telah memiliki tiga maskapai yang melayani tujuh rute dengan 32-34 penerbangan. Dengan kata lain, saat ini jumlah penerbangan dari bandara yang memiliki kode KJT tersebut hampir mencapai setengah dari target agar bandara tersebut bisa balik modal.
“Kalau sekarang kan misalnya dengan 3 maskapai, dengan 7 rute, kan kita udah set up 32-34 penerbangan, padahal kita butuh 70an penerbangan, berarti kan 2 kali lipat dari kondisi baru dimulai,” ujarnya.
Rute kata dia bisa ditambah demikian juga dengan maskapai akan ikut ditambah.
"Kan kembali lagi ke mekanisme pasar supply demand. Supply-nya bisa bertambah karena demand tinggi. Ini kan butuh waktu penyesuaian,” lanjutnya.
AP II memiliki beberapa strategi untuk meningkatkan jumlah penumpang pasca pengalihan. Pertama, sesuai dengan arahan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, AP II mendapatkan tugas untuk berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk mengalihkan sebagian penerbangan khususnya charter flight umrah dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Kertajati.
Selain penumpang dengan tujuan untuk haji/umrah, AP II juga berupaya mendongkrak penjualan komersial dengan menggenjot rute atau destinasi.
“Karena besok aja belum ada Kertajati-Surabaya, belum ada Kertajati-Padang, belum ada Kertajati-Pekanbaru, dan itu masih sangat terbuka,” ujarnya.
Pada masa awal kata dia, yang menjadi prioritas utama adalah bagaimana menyukseskan penataan (penerbangan) Bandara Husein yang berpindah ke Bandara Kertajati lalu mengejar ramainya lalu lintas penerbangan.
(dov/ezr)