Bloomberg Technoz, Jakarta - Kondisi makro yang sedang kurang kondusif turut mempengaruhi kinerja keuangan PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR).
Pendapatan perusahaan sejatinya naik 7% secara tahunan menjadi Rp890 miliar hingga kuartal III-2023. Kenaikan beban pokok juga tercatat 7% menjadi Rp734 miliar. Alhasil, laba kotor mengalami kenaikan 8% secara tahunan menjadi Rp156 miliar.
Namun, beban usaha VKTR lompat 43% menjadi Rp118 miliar dari sebelumnya Rp82 miliar. Imbasnya, laba usaha menyusut 37% menjadi Rp39 miliar.
Laba bersih tercatat Rp19 miliar. Angka ini turun 70% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp64 miliar.
"Penerimaan pesanan VKTR tetap kuat meskipun terdapat pelambatan di unit bisnis penjualan EV sebagai efek dari siklus ekonomi makro yang sedang terjadi," ujar CEO VKTR Gilarsi W. Setijono dalam keterangan resmi, Sabtu (29/10/2023).
Bisnis manufaktur suku cadang terus berkembang, didorong oleh permintaan yang kuat dari pelanggan di pasar kendaraan komersial. Lebih lanjut, transisi dari teknologi kendaraan Euro 2 menjadi Euro 4 telah memberikan dorongan yang signifikan terhadap bisnis perusahaan, di mana Bakrie Autoparts merupakan salah satu dari beberapa produsen komponen di Indonesia yang telah memenuhi standar yang dibutuhkan.
"Jadi kesimpulannya, VKTR menghadapi tantangan jangka pendek yang berasal dari penundaan sementara dari pesanan bus serta efek dari siklus ekonomi makro yang mempengaruhi dinamika ekonomi," jelas Gilarsi.
Namun untuk jangka panjang, pihaknya masih optimistis. Ini berdasarkan masih banyaknya penerimaan pesanan yang kuat, yang tercermin dari persiapan VKTR membangun fasilitas perakitan Completely Knocked Down (CKD) di Magelang.
"Sehingga, dalam hal pengeluaran jangka pendek, seluruh fokus akan tertuju pada penyelesaian fasilitas CKD di Magelang," imbuh Gilarsi.
Sebagai catatan, VKTR masih mengantongi saldo kas Rp555 miliar yang merupakan sisa dana initial public offering (IPO) beberapa waktu lalu.
VKTR fokus pada sektor transporasi bus umum, terutama bus listrik untuk Transjakarta. "Kami juga sedang melakukan ekspansi bisnis ke truk tambang listrik," tambah Gilarsi.
(mfd/dhf)