"Serangan-serangan yang sangat terbatas ini dalam bentuk pertahanan diri ditujukan semata-mata untuk melindungi dan membela personel AS di Irak dan Suriah," kata Austin dalam pernyataan pada Kamis (26/10/2023) malam waktu setempat.
"Jika serangan oleh proksi Iran terhadap pasukan AS terus berlanjut, kami tidak akan ragu untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan lebih lanjut untuk melindungi rakyat kami."
Austin menekankan bahwa serangan AS ini "terpisah dan berbeda" dari konflik Israel-Hamas, tetapi perkembangan ini menyoroti bagaimana konflik tersebut dapat dengan cepat meluas.
AS terus mengirim pasukan ke Timur Tengah dan serangan pada Kamis itu diyakini sebagai tindakan serangan pertama oleh AS sejak serangan Hamas pada 7 Oktober yang menyerang Israel.
AS sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan menurunkan 900 tentara ke Timur Tengah seiring meningkatnya ketegangan regional. Brigadir Jenderal Pat Ryder, juru bicara Pentagon, mengatakan personel tersebut termasuk operator pertahanan udara Thaad dan Patriot. Tidak ada tentara yang akan dikirim ke Israel, tambah Ryder.
Penempatan pasukan ini mengikuti keputusan sebelumnya oleh pemerintahan Biden untuk mengirim lebih banyak pasukan ke wilayah tersebut, termasuk dua kelompok kapal induk dan pesawat tempur tambahan.
Ketegangan antara AS dan Iran telah meningkat sejak serangan terhadap Israel. Menteri Luar Negeri Iran pekan ini memperingatkan bahwa AS tidak akan luput dari dampaknya jika perang Israel-Hamas berubah menjadi konflik yang lebih luas.
Berbicara di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan bahwa negaranya tidak menyambut baik "perluasan perang di wilayah ini," tetapi AS tidak akan bisa menghindar jika perang di Gaza terus berlanjut.
(bbn)