Gambaran itu sejalan dengan Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha yang dilansir BI terakhir. Pertumbuhan upah para pekerja di seluruh lapangan usaha di Indonesia, mencatat perlambatan yang tajam pada semester II-2023 di tengah rekrutmen tenaga kerja yang juga melambat.
Perkembangan kenaikan upah selama separuh kedua tahun ini tercatat lebih rendah dibanding semester I lalu maupun dibandingkan semester II-2022. Ketersediaan lapangan kerja juga melambat terutama di sektor usaha akomodasi, makanan dan minuman. Sementara di lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan juga perdagangan besar dan eceran, rekrutmen tenaga kerja bahkan mencatat penurunan seiring kelesuan industri.
Kelas menengah adalah kelompok masyarakat dengan tingkat pengeluaran Rp1,2 juta hingga Rp6 juta per orang per bulan, menurut definisi Bank Dunia. Berdasarkan laporan World Bank tahun lalu, diperkirakan jumlah populasi kelas menengah di Indonesia mencapai 53,6 juta orang. Sementara itu, kelompok aspiring middle class atau yang baru menuju kelas menengah mencapai 114,7 juta orang.
Dengan situasi saat ini di mana siklus kenaikan bunga acuan oleh BI sudah dimulai demi menahan kejatuhan nilai rupiah, persis terjadi kala inflasi bahan pangan utama seperti beras terus melesat naik, tidak mengagetkan bila optimisme masyarakat RI terkait kondisi keuangan ke depan semakin tipis.
Indeks ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja tergerus terutama pada kelompok dengan pengeluaran di bawah Rp3 juta. Secara umum, tingkat keyakinan konsumen di Indonesia melemah terutama untuk kelas menengah dan bawah.
Pinjol Makin Laris
Kondisi keuangan yang memburuk dengan keyakinan terhadap ketersediaan lapangan kerja makin kecil, di kala harga pangan naik dan biaya pinjaman mulai kembali naik, dapat menjadi kombinasi runyam bagi masa depan kesehatan rumah tangga ke depan.
Terutama di tengah semakin maraknya penawaran pinjaman online dan judi online. Hasil kajian INDEF yang dilansir beberapa waktu lalu menemukan, ada tren yang sejalan perihal pinjol dan judi online.
"Ada pergerakan serupa terkait pencarian keyword judi online dan pinjaman online. Ada dugaan kenaikan pencarian pinjol dikarenakan kalah judi online dan uang pinjol digunakan untuk judi online," kata Nailul Huda, Peneliti INDEF dalam paparannya.
Animo masyarakat mengakses judi online dan pinjol memang mencatat tren meningkat. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memperkirakan, peredaran uang terkait judi online pada 2022 lalu menembus Rp100 triliun, melompat tak terkendali dibanding 2017 yang baru di angka Rp2 triliun.
Sementara animo terhadap pinjaman online juga terus melejit.
Mengacu pada laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai penyaluran pinjaman online oleh perusahaan financial technology (fintech) sampai Agustus lalu mencapai Rp53,11 triliun, naik 33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, nilai pinjol bermasalah (tidak lancar dan macet) mencapai Rp5,57 triliun, naik 24,3% dibanding tahun lalu. Angka pinjol bermasalah itu setara dengan 10,5% dari outstanding pinjaman online yang sudah disalurkan oleh fintech.
OJK juga menggarisbawahi, mayoritas nasabah pinjol adalah kalangan usia muda di mana nasabah berusia 19-34 tahun memiliki nilai outstanding pinjaman Rp25,67 triliun per Agustus 2023. Sedangkan usia 35-54 tahun memiliki tanggungan utang pinjol Rp18,9 triliun.
Tren kenaikan peminjam dari usia sangat muda yakni kurang dari 19 tahun, juga terlihat terus meningkat dengan nilai outstanding pinjol mencapai Rp222,05 miliar, naik 105% hanya dalam waktu setahun.
Kaum hawa menjadi peminjam yang mendominasi dengan nilai pinjol mencapai Rp26,57 triliun, sementara nasabah pinjol laki-laki mencatat pinjaman Rp21,16 triliun.
Pengetatan terhadap pinjol yang mengenakan bunga pinjaman tinggi tengah didorong oleh OJK. Regulator berniat merilis aturan batas atas bunga pinjol di mana saat ini disepakati oleh Asosiasi di kisaran 0,4% per hari atau 12% per bulan, setara 144% per tahun.
Yang terbaru, OJK telah melarang PT Akulaku Finance Indonesia menyalurkan pembiayaan dengan skema buy now pay later (paylater), karena perusahaan itu dinilai tidak melakukan tindak pengawasan seperti yang diminta oleh regulator sistem keuangan itu.
Sedangkan terkait pinjol, dilansir pada awal September lalu, OJK menyebut telah menutup 1.700 rekening bank yang disinyalir terkait judi online.
(rui/aji)