Karier Li di politik diisi dengan tugas-tugas menantang sebagai kepala partai di provinsi Liaoning dan Henan. Selama masa jabatannya, Henan mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, tetapi terjadi skandal donor darah pada akhir 1990-an yang menyebabkan ratusan ribu orang terinfeksi HIV/AIDS.
Setelah kalah dari Xi Jinping untuk posisi sebagai presiden, Li menjadi perdana menteri dan mendorong pemotongan birokrasi dan pajak untuk bisnis.
Dia juga memperjuangkan "urbanisasi gaya baru," yang mendorong pertumbuhan kota untuk dikaitkan dengan penyediaan lapangan kerja dan layanan publik.
Tetapi peran Li berkurang setelah Xi memindahkan keputusan kebijakan ekonomi utama ke komite partai yang dipimpin oleh dirinya sendiri dan ajudan ekonominya yang terpercaya, Liu He.
Li, pada gilirannya, menghabiskan banyak waktunya untuk menanggapi krisis dan memastikan bahwa para pejabat mengikuti keputusan pemimpin China tersebut.
Di awal masa jabatannya, Li menindaklanjuti masalah pengeluaran yang boros untuk mengendalikan perekonomian yang bergantung pada investasi.
Kebijakannya dijuluki Likonomics oleh para ekonom Barclays dalam sebuah laporan yang menyebut pendekatannya sebagai "tanpa stimulus, deleveraging, dan reformasi struktural."
Li adalah salah satu politisi paling berpengaruh di China selama dekade terakhir. Dia dikenal karena pendekatannya yang pragmatis terhadap kebijakan ekonomi dan fokusnya pada reformasi. Kematiannya yang tiba-tiba merupakan kehilangan besar bagi China dan dunia.
(bbn)