Logo Bloomberg Technoz

Kedua, fluktuasi kurs rupiah terhadap mata uang asing. Kuat lemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing seringkali menjadi penyebab naik turunnya harga saham di bursa. Secara logika, ini sangat masuk akal. Konsekuensi dari fluktuasi kurs tersebut bisa berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan-perusahaan tertentu, khususnya yang memiliki beban utang mata uang asing.

Perusahaan importir atau perusahaan yang memiliki beban utang mata uang asing akan dirugikan akibat melemahnya kurs. Sebab hal ini akan berakibat pada meningkatnya biaya operasional dan secara otomatis juga mengakibatkan turunnya harga saham yang ditawarkan. Sebagai contoh kasus adalah melemahnya kurs rupiah terhadap dolar AS sering kali melemahkan harga-harga saham di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
 
Ketiga, kebijakan pemerintah yang berpeluang memengaruhi harga saham, baik itu kebijakan yang masih dalam tahap wacana atau sudah terealisasikan. Banyak contoh dari kebijakan Pemerintah yang menimbulkan volatilitas harga saham, seperti kebijakan ekspor impor, kebijakan perseroan, kebijakan utang, kebijakan Penanaman Modal Asing (PMA), dan lain sebagainya.
 
Keempat, faktor panik akibat berita-berita tertentu yang memicu kepanikan di salah satu bursa atau saham. Kepanikan ini akan mendorong kecenderungan investor untuk melepas (menjual) sahamnya. Kembali pada hukum permintaan dan penawaran, kondisi ini akan menyebabkan tekanan jual, sehingga harga saham akan mengalami penurunan. Dalam fenomena panic selling, para investor ingin segera melepas sahamnya tanpa memperdulikan nilai kerugiannya saat itu, karena takut harganya akan semakin jatuh ke depan. Tindakan ini lebih dipicu oleh emosi dan ketakutan dibandingkan dengan melalui analisis yang rasional.  
 
Kelima, faktor manipulasi pasar juga bisa menjadi penyebab eksternal terhadap fluktuasi harga saham. Manipulasi pasar biasanya dilakukan investor-investor berpengalaman dan bermodal besar dengan memanfaatkan media massa untuk memanipulasi kondisi tertentu demi tujuan mereka, baik menurunkan maupun meningkatkan harga saham. Hal ini sering disebut dengan istilah rumor. Namun penyebab oleh faktor ini biasanya tidak akan bertahan lama. Hal ini karena fundamental perusahaan yang tercermin di laporan keuangan akan lebih mengambil kendali terhadap tren harga sahamnya.

Dari kelima faktor eksternal ini, diharapkan investor tidak mudah panik jika terjadi fluktuasi harga saham yang bukan disebabkan oleh kinerja fundamental saham perusahaan. Dengan berinvestasi dalam jangka panjang, investor dapat melewati fase gejolak harga saham yang disebabkan faktor eksternal yang cenderung bersifat temporer. Pelajari analisa pasar dari para ekonom, pengamat politik, dan analisa lain seputar situasi-situasi yang dapat mempengaruhi pasar modal sebelum mengambil keputusan investasi. 

(tim)

No more pages