Maraknya belanja online telah menghasilkan beberapa raksasa belanja dari China, termasuk Jack Ma dari Alibaba Group Holding Ltd., perusahaan e-commerce terbesar di China, yang memiliki kekayaan sebesar US$28,5 miliar.
Ada juga Wang Wei dari SF Holding Co., Lai Meisong dari ZTO Express Cayman Inc., dan Nie Tengyun dari Yunda Holding Co., yang semuanya adalah miliarder.
J&T memulai ekspansinya yang cepat setelah menarik sekelompok investor besar, termasuk Tencent Holdings Ltd., SF Express, Sequoia Capital, dan OPPO. Kehadiran J&T di China juga terus tumbuh. Lebih dari setengah dari pendapatan perusahaan sebesar US$7,3 miliar pada tahun 2022 berasal dari bisnis di negara tersebut, melampaui Asia Tenggara sebagai wilayah terbesarnya.
Meskipun J&T telah berkembang pesat, perusahaan ini masih mencatat kerugian sebesar US$1,5 miliar pada tahun lalu dan hanya untung di Asia Tenggara. J&T juga telah meluncurkan operasi di Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Meksiko, Brasil, dan Mesir pada tahun 2022, sehingga jumlah negara tempatnya beroperasi menjadi 13.
Tahun lalu, perusahaan ini juga menunjuk bintang sepak bola Lionel Messi sebagai ambassador mereknya.
Debut J&T merupakan debut terbesar di Hong Kong sejak ZJLD Group Inc. mencatatkan sahamnya senilai US$676 juta pada bulan April. Kedua perusahaan ini merupakan satu-satunya perusahaan yang mengumpulkan dana lebih dari setengah miliar dolar di Hong Kong sejak awal tahun.
IPO J&T diperkirakan akan memberikan indikasi selera investor untuk saham baru di Hong Kong, yang telah mengalami tahun yang sulit. Hasil IPO di Hong Kong telah anjlok 63% menjadi sekitar US$4,1 miliar pada perbandingan tahunan, akibat berbagai tantangan mulai dari suku bunga tinggi hingga masalah ekonomi dan geopolitik terkait China.
(bbn)