BSSN: Data Instansi Pemerintah Paling Sering Dijual di Darkweb
Krizia Putri Kinanti
21 February 2023 11:14
Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Sandi Siber Nasional (BSSN) melaporkan sepanjang tahun 2022 terdapat banyak insiden yang terjadi di ruang siber Indonesia.
Ketua NAT-Cyber Security Incident Response Team (CSIRT) BSSN, Taufik Arianto mengatakan bahwa hasil dari patrioli BSSN, terdapat adanya exposure data breach (kebocoran data) yang cukup kredensial namun sudah dipublikasi pada forum-forum di darkweb dan deepweb. Hasilnya, BSSN mendeteksi terdapat 427 instansi terdampak darknet exposure dan 311 dugaan data breach.
"Terdapat 427 instansi di Indonesia yang terdampak darknet exposure dengan persentase paling tinggi yaitu pada sektor administrasi pemerintahan sebesar 76,20% dengan jumlah data exposure sebesar 21.302," katanya pada Webinar Landskap Keamanan Siber Tahun 2022 bertajuk "Cyber Security: An Urgent Call for The Heroes" BSSN, Selasa (21/02/2023).
Selain itu sepanjang 2022 BSSN juga telah berhasil mendeteksi 311 dugaan insiden data breach pada 248 stakeholder. Dugaan insiden data breach terbanyak yaitu terjadi pada bulan September 2022 sebanyak 119 insiden.
"Sektor administrasi pemerintahan datanya masih sering dibuka dan diperjualbelikan di darkweb dan deepweb, sektor tertinggi adalah sektor keuangan dan sektor transportasi," ujarnya.
Taufik berharap ke depannya pengguna sistem keamanan bisa meningkatkan lagi dan kriptografi data-data kritikal yang bisa diimplementasikan oleh instansi-instansi terdampak dan belum terdampak untuk mencegah.
Adapun, secara keseluruhan selama 2022 telah terjadi 976 juta trafik anomali, dengan anomali tertinggi adalah Mylobot Botnet, dan 399 dugaan insiden siber dengan berbagai jenis insiden antara lain kebocoran data, kerentanan, malicious activitt, malware, phising dan lainnya.