Pada angka utama, perbedaan hari kerja tidak disesuaikan.
Penurunan ekspor pada akhir tahun lalu terjadi karena ekonomi dunia memburuk, membuat perdagangan global menjadi salah satu risiko terbesar bagi prospek ekonomi Korsel.
Selain perang Rusia di Ukraina dan pengetatan kebijakan moneter oleh bank sentral, penurunan permintaan semikonduktor turut menambah masalah bagi Seoul. Terlebih, banyak perusahaan terbesar negara tersebut yang merupakan pemain penting dalam pasar cip dunia ikut memasuki siklus penurunan.
Data tersebut muncul sesaat sebelum Bank of Korea (BoK)merilis penilaian formal ekonomi dan prospek pertumbuhan akhir pekan ini.
Ekonom memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga utamanya di 3,5% pada Kamis yang bertujuan untuk menghindari beban lebih lanjut pada momentum ekonomi.
Korea Selatan membukukan kontraksi ekonomi pertamanya dalam lebih dari dua tahun pada kuartal terakhir 2022 akibat anjloknya kinerja ekspor. Gubernur BoK Rhee Chang-yong melihat persoalan penurunan ekspor patut menjadi perhatian utama bersama dengan merosotnya harga energi dan properti.
Defisit perdagangan pada hari-hari pertama Februari mencapai US$6 miliar (Rp91 triliun), setelah sebelumnya mencapai US$10 miliar (Rp152 triliun) pada periode yang sama bulan lalu. Korsel membukukan penurunan perdagangannya dalam sebulan penuh yang merupakan terburuk dalam catatan pada Januari.
Pembuat kebijakan memperkirakan perdagangan luar negeri baru akan pulih pada paruh kedua tahun ini.
(bbn)