Bloomberg Technoz, Jakarta - PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) mengungkapkan karut-marutnya kondisi perusahaan sebelum akhirnya siap melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) entitas usaha PalmCo. 

Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Gani mengungkapkan, sebelum melakukan transformasi perusahaan, kondisi internal PTPN dalam situasi berat karena beberapa pejabat terkena masalah hukum.  “Tapi waktu itu saya minta ke Kementerian BUMN dua hal, tolong dibantu kaitannya dengan relaksasi cashflow dan dibantu melalui Himbara. BRI (saat itu) yang pertama kali setuju PTPN restrukturisasi utang,” kata Gani di Kantor BUMN, Kamis (26/10/2023)

Kedua, setelah berdiskusi dengan Kementerian BUMN, pihaknya mengambil langkah dengan menyederhanakan organisasi perusahaan. Langkah yang diambil saat itu dengan merampingkan direktur yang awalnya lima orang menjadi hanya satu orang. 

“Saya waktu itu bilang ke Menteri BUMN (Erick Thohir) alasan PTPN tidak bisa bangkit, salah satunya karena setiap tahun ganti direktur utama. Bagaimana mau menjalankan transformasi kalau dirut berganti terus, sejak berdiri 2014 sampai 2019 ada lima dirut definitif dan dua pelaksana tugas (Plt). Itu hanya salah satu persoalan di PTPN,” tegasnya. 

Lebih lanjut Gani bercerita soal gemuknya struktur organisasi PTPN. Dulu, holding PTPN mengelola 13 PTPN. Namun, pada masing-masing PTPN memiliki dirut, yakni direktur yang diangkat oleh menteri BUMN dan dirut holding PTPN.