Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Modern Internasional Tbk (MDRN) yang jatuh 14,29%, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) ambruk 12,5%, dan PT Woori Finance Indonesia Tbk (BPFI) anjlok 11,16%.
Bukan hanya IHSG, hampir seluruh indeks saham utama Asia melemah. Hang Seng (Hong Kong), Sensex (India), Topix (Jepang), KLCI (Malaysia), PSEI (Filipina), Straits Times (Singapura), KOSPI (Korea Selatan), dan SETI (Thailand) terpangkas masing-masing 0,24%, 1,29%, 1,34%, 0,13%, 0,59%, 0,29%, 2,71%, dan 2,13%.
Hanya Shanghai Composite (China) yang mampu menguat, yaitu 0,48%.
Kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) lagi-lagi menjadi penyebab investor meninggalkan aset-aset berisiko seperti saham.
Setelah sempat terkoreksi, yield obligasi pemerintah AS naik lagi. Kemarin, yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun berada di 4,953%. Melonjak dibandingkan hari sebelumnya yang masih 4,84% atau terjadi kenaikan 11,3 basis poin (bps).
Kenaikan yield instrumen tersebut membuat pelaku pasar berbondong-bondong meninggalkan aset berisiko.
“Kita sedang dalam lingkungan yang penuh kewaspadaan. Tidak banyak alasan untuk mengalokasikan dana ke aset-aset berisiko.
“Saat ini kita mulai merasakan dampak saat yield obligasi AS menyentuh 5%. Ini adalah situasi yang sangat tidak menguntungkan,” papar Kyle Rodda, Analis Senior di Capital.com yang berbasis di Melbourne (Australia), seperti diwartakan Bloomberg News.
(aji)