Analis Sebut Rupiah Malah Diuntungkan Jika Amerika Resesi
Ruisa Khoiriyah
26 October 2023 14:25
Bloomberg Technoz, Jakarta - Perhatian pelaku pasar akan terarah sangat serius pada pengumuman data pertumbuhan ekonomi dan inflasi Amerika Serikat (AS) yang akan dirilis nanti malam dan Jumat malam.
Pergerakan rupiah masih tersandera dan beresiko menembus rekor terendahnya sepanjang sejarah yang pecah pada pandemi Covid-19 lalu di level Rp16.575/US$. Hal ini mungkin terjadi apabila bank sentral AS, Federal Reserve benar-benar mengerek bunga acuan lagi.
Pelaku pasar global sejauh ini masih berada di zona semakin lemah ekonomi Amerika, semakin baik bagi pasar keuangan. Perekonomian yang memberi sinyal pelemahan akan menurunkan bobot peluang kenaikan bunga acuan Federal Reserve. Itu bisa membantu pasar keuangan 'mengambil nafas' sejenak.
"Semakin jelek data (Amerika Serikat), semakin bagus untuk rupiah. Sebab kalau jelek, tidak perlu menaikkan suku bunga," sebut Lionel Priyadi, Macro Strategist Samuel Sekuritas.
Para pemodal bahkan mungkin berharap akan ada sinyal resesi, satu-satunya hal yang mungkin bisa menahan langkah the Fed mengerek bunga acuan. Namun, bila sebaliknya yang terjadi, aksi jual dipastikan akan semakin massif dan menyeret aset-aset lawan dolar AS, termasuk rupiah.