Sementara ekonom Bloomberg Economics memperkirakan angka lebih tinggi yakni 4,9%. Federal Reserve Atlanta bahkan memperkirakan pertumbuhan hingga 5,4%.
"Kami tetap berpandangan, PDB kuartal III Amerika [yang diprediksi kuat], tidak berkelanjutan," kata Anna Wong, Kepala Ekonom AS untuk Bloomberg Economics, dikutip dari Bloomberg News, Kamis (26/10/2023).
Kuatnya pertumbuhan ekonomi kuartal III diprediksi tidak akan berlanjut karena faktor pendorong yakni konsumsi, persedian (inventory) dan perdagangan lebih mencerminkan potensi pelemahan di masa mendatang dibandingkan menjadi sebuah momentum yang langgeng.
Pertama, kekuatan konsumsi riil Amerika pada kuartal III-2023 lebih banyak didorong oleh insidental seperti laris manis konser Taylor Swift, lalu larisnya film box office Barbie dan Oppenheimer juga konser Beyonce. "Tidak ada apapun di kuartal IV yang dapat menandingi fenomena budaya itu," kata Anna.
Kedua, tingginya angka belanja rumah tangga di Amerika lebih banyak disokong oleh maraknya penarikan tabungan atau pengajuan pinjaman, alih-alih kenaikan pendapatan. Itu membuat fenomena tersebut tidak akan lama sejurus dengan langkah perbankan di Amerika yang memperketat pemberian pinjaman akibat banyaknya kredit bermasalah.
Ketiga, inventaris swasta yang diperkirakan menyumbang 0,5% PDB Amerika. "Pemogokan United Auto Workers telah membuat data inventaris jadi fluktuatif. Produsen sudah membangun persedian sebelum pemogokan terjadi," jelas Anna.
Beberapa tantangan di perekonomian AS mulai muncul di antaranya adalah kenaikan bunga KPR, potensi shutdown pemerintahan, harga minyak yang terus lebih tinggi dan pasar kerja melemah. "Faktor-faktor itu bisa menurunkan investasi pada perumahan, peralatan, belanja federal dan konsumsi pada kuartal IV," kata ekonom.
"Intinya bahkan dengan pertumbuhan kuartal III yang 5%, kami mengantisipasi terjadinya resesi dangkal di perekonomian AS yang dimulai pada kuartal IV seperti yang diprediksi oleh Bill Gross, raja obligasi pekan ini," jelas Anna.
Namun, demikian ditulis oleh ekonom Bloomberg Economics, prediksi itu bisa berubah bila ada fakta baru. "Mungkin ada suatu titik di mana fakta akan berkembang sesuai prediksi para penganut [skenario] softlanding yang optimistis. Namun menurut kami hal tersebut belum terjadi," kata Anna.
Bill Gross, pendiri Pimco dan mantan chief investment officer, dalam cuitannya di X menyatakan, dia memperkirakan selisih imbal hasil antara surat utang AS tenor 2 dan 10 tahun juga antara 2 dan lima tahun akan menjadi positif sebelum akhir tahun.
(rui)