"Disalurkan sebanyak 11.799,2 ribu kiloliter subsidi dan 11.489,3 ribu kiloliter kompensasi," sebut Sri Mulyani.
Jadi, total penyaluran subsidi energi sepanjang Januari-September adalah Rp 219,8 triliun.
Isa Rachmatarwata, Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, menilai anggaran subsidi energi, terutama BBM, harus dilihat dari rata-rata sepanjang tahun. Bukan pergerakan harga dari hari ke hari.
“Sampai September, rata-rata ICP (harga minyak Indonesia) adalah US$ 77,7/barel. Masih di bawah asumsi yang US$ 90/barel,” kata Isa dalam kesempatan yang sama.
Namun, demikian Isa, itu sepertinya tidak berlaku bagi nilai tukar rupiah. Ada kemungkinan realisasi rata-rata kurs rupiah sepanjang 2023 melebihi asumsi Rp 14.800/US$.
“Mudah-mudahan dampaknya tidak terlalu besar. Kalau ada kenaikan itu lebih karena kurs, sementara ICP tidak terlalu tinggi,” tuturnya.
(aji)