Pada awalnya, Gibran sendiri kabarnya akan menjadi cawapres usai menjadi anggota salah satu sayap organisasi Golkar. Akan tetapi, Golkar dan KIM memilih mengusung Gibran tanpa embel-embel salah satu partai koalisi.
PDIP pun hingga kini kompak tutup mulut tentang status Gibran. Mereka juga belum mengungkapkan potensi sanksi bahkan hingga deklarasi Gibran di Indonesia Arena, tadi pagi.
"Kita bicara masyarakat. Mas Gibran itu untuk masuk di market milenial," kata Airlangga.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar, Maman Abdurahman pun mengatakan, status keanggotaan Gibran masih di PDIP. Menurut dia, Golkar dan KIM menghormati keputusan dan pilihan Gibran soal status keanggotaan partai politiknya.
"Kita harus menghormati pilihan seorang Gibran," kata dia.
Toh, menurut dia, KIM memiliki komunikasi dan hubungan baik dengan PDIP dan seluruh partai politik di koalisi lain; termasuk Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Dia mengklaim, keberadaan Gibran sebagai cawapres KIM juga tak memicu polemik dari PDIP dan koalisi Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Persahabatan, kekeluargaan, dan tali silaturahmi akan terus kita jaga. Dan sampai hari ini kita masih berkomunikasi kok dengan teman-teman; baik di kelompoknya mas Anies dan juga kelompoknya mas Ganjar," ujar Maman.
Sebelumnya, Prabowo Subianto juga mengatakan, Gibran masih berstatus sebagai kader PDIP pada saat didaftarkan menjadi cawapres KIM ke KPU. Dia juga menilai bukan masalah bagi KIM jika pada akhirnya Gibran tetap berada di PDIP. Toh, dia mengklaim tengah berusaha untuk bertemu dengan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menjalin komunikasi yang baik.
"Kita senang saja dari kader PDIP," kata Prabowo. "Saya sudah berusaha berkali-kali, tetapi belum [bertemu Megawati]. Saya punya hubungan yang baik dengan PDIP termasuk mbak Puan [Maharani]."
(frg)