Menurut wakil CEO Kering, Jean-Marc Duplaix kepada analis mengatakan kinerja yang mengecewakan ini akan mempengaruhi profitabilitas merek asal Italia tersebut.
Dia mengatakan bahwa Gucci diperkirakan akan mengalami penurunan margin laba sebesar 200 basis poin tahun ini.
Duplaix menambahkan bahwa para investor sebaiknya tak berharap bahwa margin tersebut akan membaik pada tahun 2024, karena Kering berencana untuk melakukan lebih banyak investasi untuk menjamin pertumbuhan masa depan merek ini. Margin laba operasional berulang Gucci tahun lalu adalah sebesar 35,6%.
Bulan lalu, merek Italia ini mengungkap koleksi debut dari direktur kreatif baru, Sabato De Sarno, yang desainnya yang lebih sederhana. Karya baru De Sarno akan mulai dijual mulai Januari.
Perlambatan ini juga berdampak pada merek selain Gucci. Di antara merek lain Kering, penjualan yang sebanding di Yves Saint Laurent turun 12% kuartal lalu, sementara unit merek lainnya - yang merek terbesarnya adalah Balenciaga - turun 15%, keduanya melebihi perkiraan. Kering mengatakan bahwa merek-merek ini memiliki basis perbandingan yang tinggi dari tahun sebelumnya dan sedang mengurangi eksposur mereka ke distribusi grosir.
"Kami masih melihat polarisasi dalam kinerja Balenciaga, tergantung pada pasar," kata Duplaix kepada para reporter. Permintaan di Amerika Serikat, khususnya, masih sulit akibat skandal kampanye iklan tahun lalu, katanya.
Pendapatan Kering ini bertentangan dengan hasil Hermes International yang lebih awal pada Selasa melaporkan pertumbuhan penjualan sekitar 16% pada kuartal ketiga berkat permintaan yang tangguh untuk tas tangan unggulan mereka, melampaui perkiraan dan mengerek saham mereka.
Pada awal bulan ini, LVMH Moet Hennessy Louis Vuitton SE, yang mereknya termasuk Christian Dior dan Louis Vuitton, mengecewakan para investor dengan pertumbuhan yang kurang kuat dari yang diharapkan.
Saham Kering telah turun 14% tahun ini, tertinggal dari pesaing terbesarnya.
(bbn)