Sedangkan saham-saham yang jatuh dan menjadi top losers antara lain PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE) yang turun 16,67%, PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) anjlok 16,2%, dan PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) ambruk 14,16%.
Di Asia, berbagai indeks saham utama menapaki jalur hijau. Pada pukul 12:23 WIB, indeks Shanghai Composite (China) menguat 0,38%, Hang Seng (Hong Kong) melonjak 1,38%, Sensex (India) bertambah 0,16%, Topix (Jepang) naik 0,94%, KLCI (Malaysia) terangkat 0,49%, Straits Times (Singapura) naik 0,14%, dan SETI (Thailand) melejit 1,48%.
Kabar dari China menjadi penyemangat di bursa saham Asia. Bloomberg News mengabarkan, pemerintahan Presiden Xi Jinping berencana menggelontorkan stimulus baru untuk menggairahkan ekonomi.
Beberapa penasehat pemerintah menyarankan untuk menaikkan batas defisit anggaran menjadi di atas 3% dari Produk Domestik Bruto (PDB) untuk mengakomodasi tambahan belanja negara. Parlemen kemungkinan akan menyetujui tambahan penarikan utang sebesar CNY 1 triliun, menurut sumber.
“Anggaran negara akan terus digunakan untuk kebijakan-kebijakan pro-growth yang nantinya akan berdampak. Kami memperkirakan ekonomi China tahun depan akan tumbuh di kisaran 5%,” sebut riset Golden Credit Rating International.
China adalah perekonomian terbesar kedua di dunia dan nomor 1 di Asia. Ketika China tumbuh, maka negara-negara lain (terutama yang menjadikan China sebagai mitra dagang dan investasi utama) akan ikut merasakan berkahnya.
(aji)