Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg - Ekspor minyak dan BBM Rusia ke China menyentuh rekor tertinggi. Pembukaan kembali aktivitas masyarakat (reopening) membuat permintaan energi meningkat.

Sebagaimana diwartakan Bloomberg News, pembelian minyak Rusia oleh China kebanyakan dilakukan oleh kilang swasta. Namun kilang milik pemerintah juga semakin tertarik dengan minyak dari Rusia.

China dan India kini menjadi pembeli minyak terbesar bagi Rusia. Moskow menjual minyak dengan harga murah, yang menggoda bagi pembeli di Asia. Apalagi ada kebutuhan untuk meredam inflasi.

Berdasarkan catatan Kpler, total ekspor minyak dan BBM Rusia ke China pada Januari 2023 mencapai 1,66 juta barel/hari. Melampaui rekor sebelumnya yang tercipta pada April 2020. Sementara ekspor minyak mentah dan kondensat tercatat 1,52 juta barel/hari.

Sumber: Bloomberg

Peningkatan permintaan minyak di China seiring pemulihan ekonomi membantu menopang harga. Pekan lalu, International Energy Agency (IEA) memperkirakan permintaan minyak akan naik karena China, sementara Iran memperkirakan harga minyak jenis Brent bisa di atas US$ 100/barel tahun ini.

Pengiriman minyak dari Rusia ke China biasanya memakan waktu enam minggu. 

Rusia menawarkan minyak Ural dan ESPO dengan harga diskon masing-masing US$ 13 dan US$ 8 di bawah Brent. Lebih murah dibandingkan minyak Afrika Barat, yang hampir sejenis dengan Brent.

Sumber: Bloomberg

China kebanyakan membeli minyak jenis ESPO, yang bisa dikirim dengan lebih cepat. Pembeli terbanyak adalah kilang swasta, tetapi kilang milik pemerintah seperti China Petroleum & Chemical Corp, Sinopec, dan CNOOC Ltd juga menjadi konsumennya.

Data pengiriman mengindikasikan minyak dari Rusia ke China dikirim melalui pelabuhan di Primorsk dan Novorossiyk. 

Ekspor BBM dan BBM sulfur tinggi dari Rusia ke China tercatat 142.000 barel/hari pada Januari 2023. Ini menjadi rekor tertinggi.

No more pages