Diketahui sebelumnya Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Dudung Abdurachman mengusulkan pembentukan Kodam di tiap provinsi kepada Panglima TNI. Sementara itu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto setelah itu mengatakan bahwa pembentukan kodam termasuk pada provinsi baru akan direalisasikan.
Saat ini Indonesia memiliki 15 Kodam di sejumlah provinsi. Direncanakan akan ada penambahan 23 Kodam baru.
Prabowo Subianto menilai rencana penambahan Kodam ini sejalan dengan penambahan sistem pertahanan Indonesia.
Berkaitan dengan hal itu peneliti ISEAS Yusof Ishak Institute Made Supriatma mengatakan bahwa rencana TNI AD untuk menambah Kodam dalam beberapa wilayah provinsi di Indonesia malah akan aneh.
Ia menilai Prabowo yang notabene disebut ahli dalam hal militer namun malah merencanakan program yang tidak berdasarkan realitas dan kebutuhan pertahanan negara.
“Saya melihat bahwa tidak ada satupun sesuatu yang urgent di sini. Ini memang benar-benar aneh dan out of context dengan realita. Sama sekali tidak berpijak dengan realitas. Saya lebih suka lihat militer itu yang kecil, terkonsentrasi, benar-benar terlatih dan tidak berada di mana-mana gitu. Cukup terkonsentrasi saja,” kata Made Supriatma dalam acara yang sama.
Selain itu, Made juga mengkhawatirkan soal jumlah jenderal yang berada dalam tubuh TNI yang secara keseluruhan itu sudah melampaui batas. Menurutnya, penambahan Kodam TNI hanya akan membuat kinerja TNI semakin tidak efektif.
“Yang agak mengkhawatirkan saya adalah postur militer kita. Jelas kita mengalami inflasi jenderal. Kita itu (hanya) punya sebelum punya gagasan untuk memekarkan Kodam ini, itu kita punya 371 jenderal,” ujar dia.
“Semakin banyak kita punya Kodam di seluruh wilayah, semakin kita tidak efektif menghadapi tantangan. Kemudian kalau ada Kodam di Provinsi Bangka, Bengkulu gitu ya wilayah kecil saja. Itu yang diurusin apa?" imbuhnya.
(ibn/evs)