Rencana tersebut termasuk menerbitkan utang negara tambahan senilai 1 triliun yuan atau sekitar Rp2.000 triliun pada kuartal keempat untuk mendukung bantuan bencana dan konstruksi.
China jarang menyesuaikan anggaran di tengah tahun, dan sebelumnya hanya dilakukan pada periode-periode seperti 2008, setelah gempa bumi Sichuan, dan setelah krisis keuangan Asia pada akhir 1990-an.
"Dukungan fiskal tambahan yang disetujui hari ini adalah intervensi yang telah kami perkirakan dan diperlukan untuk mencegah pengetatan fiskal yang tiba-tiba di China pada penutupan tahun ini," kata Mark Williams, kepala ekonom Asia di Capital Economics Ltd.
Revisi anggaran menggarisbawahi kekhawatiran di kalangan pimpinan negara itu tentang prospek ekonomi tahun depan dan peningkatan fokus pemerintah untuk menopang ekonomi dan pasar keuangan. Sebelumnya pada hari yang sama, Xi melakukan kunjungan pertamanya secara publik ke bank sentral negara itu sejak ia menjadi presiden China satu dekade lalu.
(bbn)