Lembaga pemeringkat tersebut melihat kemungkinan hal itu terjadi sebanyak 20%, dengan Beijing tidak memberikan stimulus pemerintah yang signifikan ke sektor tersebut, atau dukungan fiskal atau moneter.
"Anjloknya sektor properti menghambat pemulihan ekonomi China, yang selanjutnya memperparah penjualan properti," kata analis Eunice Tan, kepala penelitian kredit untuk Asia-Pasifik di S&P Global Ratings.
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) bulan ini menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan China pada 2024 menjadi 4,2% karena hambatan serius dari sektor properti.
Properti secara langsung menyumbang sekitar 13% dari PDB China, meskipun S&P mengatakan jumlahnya kira-kira dua kali lebih besar. Dengan demikian ini dapat menciptakan efek domino dalam sistem keuangan dan fiskal pemerintah daerah.
Dalam skenario dasar S&P, penjualan properti akan turun antara 10% dan 15% pada 2023 dari tahun sebelumnya, dan menyusut lagi 5% tahun depan. Pertumbuhan ekonomi China akan turun menjadi 4,4% dalam skenario itu, yang secara umum sejalan dengan perkiraan median 4,5% dalam survei Bloomberg baru-baru ini.
(bbn)