Adapun baru pekan lalu, bunga obligasi AS tenor 10-tahun bergerak dalam kisaran hampir 40 basis poin, dihantam oleh berbagai faktor termasuk penjualan ritel AS dan angka pengangguran yang tangguh, pernyataan dari para pejabat the Fed, dan meningkatnya permintaan untuk aset safe-haven di tengah kekhawatiran meningkatnya konflik di Timur Tengah.
"Ini akan menjadi perjalanan yang sulit, jadi bersiap-siaplah," kata Mike Schumacher, kepala strategi makro di Wells Fargo Securities, di Bloomberg TV.
Menurut dia volatilitas suku bunga diperkirakan "akan tetap cukup tinggi, setidaknya hingga pertengahan tahun depan, mungkin lebih lanjut hingga Timur Tengah pulih dan sampai pasar mendapatkan kejelasan lebih lanjut tentang the Fed.
Menurut Mohamed El-Erian, penasihat ekonomi kepala di Allianz SE dan kolumnis Bloomberg Opinion, pasar akan tetap berada dalam situasi ketidakpastian yang besar karena tidak ada visi tentang ke mana arah perekonomian AS.
"Mereka perlu beralih dari ketergantungan data yang berlebihan ke ketergantungan data yang memiliki komponen berwawasan ke depan yang lebih besar,” kata El-Erian di Bloomberg TV Jumat lalu.
Di tengah gejolak pekan lalu, tidak ada sentimen yang menyebabkan lebih banyak kekacauan selain pernyataan Gubernur the Fed Jerome Powell pada Kamis lalu tentang jalur kebijakan moneter.
Ia memberi petunjuk bahwa bank sentral AS cenderung untuk mempertahankan suku bunga stabil pada pertemuan berikutnya, namun kemungkinan kenaikan lagi di kemudian terbuka hari jika pembuat kebijakan melihat tanda-tanda lebih lanjut dari pertumbuhan ekonomi AS yang tangguh.
Geopolitik, Fiskal
Volatilitas Treasury juga dipicu oleh meningkatnya kekhawatiran bahwa perang antara Israel dan Hamas dapat menyebar ke seluruh kawasan, bahkan berpotensi melibatkan AS.
Kekhawatiran tentang masa depan fiskal AS juga semakin mempengaruhi sentimen investor.
Peningkatan penerbitan utang AS telah memicu kenaikan dramatis dalam suku bunga jangka panjang. Para trader sudah bersiap untuk Departemen Keuangan AS untuk mengumumkan peningkatan lebih lanjut pada ukuran lelang pada pengembalian dana kuartalan berikutnya pada 1 November.
"Volatilitas melahirkan lebih banyak volatilitas," kata William Marshall, kepala strategi suku bunga AS di BNP Paribas SA.
(bbn)