Pejabat the Fed yang dipimpin oleh Gubernur Jerome Powell siap untuk menahan suku bunga untuk kedua kalinya pekan depan, sambil tetap membuka opsi untuk menaikkannya lagi di kemudian hari.
Powell dan pejabat the Fed lainnya menyiratkan pekan lalu bahwa pengetatan kondisi keuangan dapat membantu upaya bank sentral untuk menahan pertumbuhan guna meredam inflasi.
Powell pada Kamis memberikan beberapa penjelasan soal pergerakan cepat dalam imbal hasil, termasuk fokus investor pada pertumbuhan yang pesat baru-baru ini, kekhawatiran tentang meningkatnya defisit anggaran pemerintah, dan program pengetatan kuantitatif the Fed.
The Fed disebut kini cenderung memantau pergerakan jangka pendek di pasar, mengamati apakah itu bertahan lama, daripada bereaksi cepat.
"Mengingat volatilitas pasar keuangan secara umum, mereka cenderung menerima perubahan tersebut secara bertahap," kata Joseph Gagnon, Patner senior di Peterson Institute for International Economics di Washington yang sebelumnya bekerja di bank sentral
"The Fed akan mengawasi semua ini dengan hati-hati, tetapi tidak banyak yang dapat mereka lakukan saat ini."
Pertumbuhan ekonomi AS mungkin tumbuh pada kuartal ketiga menjadi sekitar 4,5%, menurut para ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News. Laporan resminya akan dirilis pada Kamis.
Meski para pejabat the Fed telah menyebut bahwa imbal hasil adalah salah satu dari sejumlah alasan pertumbuhan ekonomi melambat di kuartal saat ini, mereka kemungkinan akan tetap membuka opsi untuk menaikkan suku bunga secepatnya.
Pasar memperkirakan hampir 40% peluang kenaikan pada pertemuan the Fed bulan Januari.
"Angka pertumbuhan kuartal ketiga yang kuat akan membuat the Fed sedikit khawatir bahwa mungkin pertumbuhan itu terlalu kuat," kata Maki.
(bbn)