Sementara bank-bank asing menjual dolar AS di harga lebih mahal, bank-bank lokal juga masih mematok harga di kisaran Rp16.000 meski sedikit lebih murah.
Berdasarkan pemantauan, bank swasta terbesar PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membanderol harga jual di Rp16.025/US$ untuk kurs bank notes dan TT counter.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), mematok kurs jual dolar AS di harga Rp15.888/US$ untuk special rate, sementara untuk TT counter dan bank notes harga dolar AS masih mahal di Rp15.995/US$.
PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjual dolar AS di harga Rp15.970/US$. Sedangkan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mematok kurs jual dolar AS di harga Rp15.995/US$.
Dalam sebuah forum di Jakarta pagi ini, Presiden Joko Widodo menyatakan, kejatuhan nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh level psikologis baru di Rp16.000/US$ kemarin, masih terkendali.
Dampak pelemahan rupiah terhadap sektor keuangan, sektor riil dan inflasi, masih terkendali.
Tadi malam Jokowi memanggil para pejabat kunci sektor keuangan dalam payung Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), menyusul kejatuhan nilai tukar rupiah mengawali pekan hingga nyaris menyentuh Rp16.000/US$ di pasar spot.
"Kalau melihat ekonomi global kita juga masih bersyukur growth kita masih di atas 5%. Kalau kita lihat persentase depresiasi mata uang juga masih aman, untuk sektor riil aman, untuk sektor keuangan dan aman untuk inflasi karena kemarin saya bertemu dengan Gubernur BI dan OJK saya tanya pertumbuhan kredit di angka berapa, menurut saya masih tumbuh baik di 8,69," kata Jokowi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menegaskan koordinasi fiskal dan moneter akan terus diperkuat yakni antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia mengantisipasi peningkatan ketidakpastian global yang menyeret stabilitas nilai tukar.
- dengan bantuan Mis Fransiska Dewi.
(rui/aji)