Saat rupiah menguat, maka beban utang luar negeri emiten-emiten di BEI bisa berkurang. Ketika beban utang berkurang, maka ruang untuk mencatat laba meningkat sehingga investor boleh berharap akan datangnya dividen.
Menurut Jokowi, Masih Terkendali
Rupiah sebelumnya sempat terdepresiasi hingga memiliki kecenderungan untuk tembus Rp16.000/US$ kemarin. Meski demilian, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, kejatuhan nilai tukar rupiah yang hampir menyentuh level psikologis baru itu masih terkendali.
Dalam acara forum ekonomi di Jakarta, Jokowi menceritakan, dirinya memanggil para pejabat kunci sektor keuangan dalam payung Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), menyusul kejatuhan nilai tukar rupiah mengawali pekan hingga nyaris menyentuh Rp16.000/US$ di pasar spot.
"Kalau kita lihat persentase depresiasi mata uang kita juga masih aman untuk sektor riil, keuangan, dan aman untuk inflasi karena kemarin saya bertemu dengan Gubernur BI dan OJK saya tanya pertumbuhan kredit di angka berapa menurut saya masih tumbuh baik di 8,69%," jelas Jokowi, Selasa (24/10/2023).
"Ini angka yang menurut saya angka yang cukup baik, dan pada hari ini kita juga akan rapat bagaimana untuk memicu ekonomi kita akan memberikan insentif tapi belum kita putuskan masih rapat pada sore hari ini memberikan insentif kepada dunia properti dunia," sambungnya.
(mfd/dhf)